Kalau tidak ada dia, saya tidak bisa jadi perempuan kuat seperti ini. Sedikit banyak dia memberi pengaruh. Dulu, sebelum kami bercerai, saya juga sudah bekerja. Perempuan bisa saja minta duit pada suami, tapi saya tak mau tergantung kepada orang lain. Sifat saya memang begitu.
Kalau dengan Andhika, suami siri Anda?
Saya tidak mau beri komentar tentang hal ini. Sudah banyak saya dengar cap buruk tentang hubungan kami. Saya dibilang, "Pantesan saja, sudah kaya, suaminya muda pula." Ditambah orang lihat pekerjaan saya, saya dicap tante girang. Orang gampang saja mikir negatif, padahal tidak tahu yang sebenarnya.
Saat ini, seperti apa Anda dan anak-anak saling menguatkan?
Memang tak gampang tapi mereka belajar menerima semua ini meski awalnya terpukul dan terpojok. Ada saya di dalam hati anak-anak, di manapun mereka sekarang. Saya yakin itu. Begitu pula sebaliknya (Sebagai seorang ibu, Inong tampak begitu merindukan ketiga buah hatinya saat mengatakan hal ini).
Mereka sering menjenguk ke rutan. Kami saling support. Anak saya getol cari uang untuk membeli kebebasan saya, meski sudah saya bilang hadapi saja semua ini. Sekarang mereka tinggal di rumah dengan pembantu, ada juga keluarga yang menjaga. Tapi saya selalu berpesan, mereka harus tetap mandiri. Jangan pernah menadah tangan mengharap bantuan orang lain. Uang itu bisa membeli segalanya tapi tidak bisa membeli harga diri dan hati nurani.
Bagaimana dengan anggota keluarga yang lain?
Orangtua saya telah almarhum. Saya anak ke-4 dari lima bersaudara. Sejak kecil pindah-pindah kota karena pekerjaan Ayah. Waktu SMP saya di Jayapura.
Apa yang Anda sesali dari kasus ini?
Sebenarnya tidak ada keluhan langsung dari nasabah kepada saya. Saya hanya berharap kasus ini jadi pelajaran untuk RM lainnya. Jangan hanya memikirkan target dari kantor (pekerjaan). Nyesel. Tahu begini, enggak usah ngoyo. Saya juga orangnya selalu positif thinking. Menurut saya, saya baik terhadap semua orang. Ternyata saya keliru. Saya terlalu percaya kepada mereka. Mereka yang dulunya memuja saya dan selalu bantu apa saja, sekarang semua berbalik (raut wajah Inong mengeras).
Saya ini tulang punggung keluarga, ibu rumah tangga dihukum begini. Apa artinya dibanding kasus korupsi miliaran rupiah? Saya wanita yang 24 jam sehari melayani nasabah, suami, bahkan saat mengandung dan membesarkan tiga anak. Saya juga membantu keluarga dan berbakti kepada orangtua. Semua saya lakukan buat mereka.
Saya sendiri tidak punya waktu menikmati harta yang saya kumpulkan atas prestasi saya. Hanya cukup satu rumah dan satu kendaraan. Tidak dua kendaraan sekaligus saya gunakan. Saya juga makan tidak lebih dari dua kali sehari. Kemewahan harta saya selama ini tidak saya nikmati karena hanya sarana untuk bekerja (nada bicara Inong menjadi getir).
Lalu, apa rencana Anda selanjutnya?
Saya tunggu hasil sidang, tetap berdoa yang terbaik, dan agar hati ini selalu ikhlas. Belum ada rencana tuntutan balik secara perdata pada Citibank. Nanti juga saya tetap akan banding. Kalau sudah selesai, lebih plong dan tenang melakukan banyak hal.
Bagaimana dengan kondisi kesehatan pasca operasi bulan Juni 2011 lalu?
Sudah membaik. Tidak perlu perawatan khusus karena bekas operasi juga sudah kering meski sesekali masih harus dicek oleh dokter di rutan.
Adakah hal lain yang ingin disampaikan?
(Inong kembali menghela napas panjang) Jika hukuman itu adil, saya terima. Toh, di akhirat nanti mereka (hakim, Red.) juga yang dinilai karena memberi hukuman yang pantas atau tidak kepada saya. Namun dari lubuk hati yang paling dalam, saya ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya. Pertama kepada para nasabah saya yang sudah menjalin relasi baik selama puluhan tahun. Juga kepada kantor saya, Citibank dan rekan-rekan saya yang dalam 20 tahun terakhir bekerja bersama. Sejak muncul kasus saya dari awal sampai sekarang, pasti membuat pihak kantor dan teman-teman kerja kecewa, lelah, dan banyak waktu tersita.
Saya juga minta maaf kepada adik saya, Visca Lovitasari, dan adik ipar saya, Ismail. Juga kepada suami saya, Andhika Gumilang, serta ketiga anak saya tercinta. Sekali lagi dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf sebesar-besarnya atas apa yang terjadi. Saya telah menyeret banyak pihak yang secara langsung maupun tak langsung terkena imbasnya.
Terima kasih untuk para nasabah yang sudah 22 tahun bersama saya, juga Citibank atas kesempatan kerja yang diberikan. Begitu penuh kenangan tak terlupakan. Juga dengan pihak Kepolisian, Kejaksaan, Majelis Hakim, dan Panitera yang memperlakukan saya dengan baik. Begitu pula tim kuasa hukum yang dengan setia mendampingi saya dari mulai saya ditahan, melakukan BAP, sampai proses pengadilan. Sangat melelahkan karena hampir satu tahun.
Terima kasih juga pada para sahabat yang selama masa sulit ini selalu ada memberi dukungan moril. Begitu juga dengan keluarga dan anak-anak tercinta yang tak pernah bosan memberi support agar saya kuat melalui semua ini. (Inong mengakhiri perbincangan dengan tersenyum tegar).
Ade Ryani HMK
KOMENTAR