Lawang Sewu DARI TEMPAT SERAM MENJADI PUSAT GALERI KARYA
Sekian lama gedung Lawang Sewu di Semarang terbengkalai. Bangunan bernilai sejarah itu, bahkan identik dengan aroma mistis yang dipercaya masyarakat menyimpan keangkeran. Namun, sekarang Lawang Sewu sudah cantik. Sisa-sisa keangkeran tidak tampak lagi. Lawang Sewu disulap menjadi ruang pajang yang memamerkan kekayaan budaya.
Wajah cantik Lawang Sewu bermula tahun 2009. Kala itu, direktur utama PT Kereta Api Ignasius Jonan, menggoreskan kebijakan tentang pentingnya pelestarian peninggalan perkeretaapian. "Semua yang menyangkut industri kereta api merupakan warisan dari zaman Belanda. Keberadaan industri kereta api harus disegarkan. Nah, dirut PT KAI membentuk unit khusus untuk pelestarian, baik konservasi bangunan, trek, lingkungan kereta api, dan benda bersejarah," ujar Ella Ubaidi, Kepala Pusat Pelestarian Benda dan Aset Bersejarah PT KAI.
Bertitik tolak dari pandangan inilah, PT KAI merenovasi Lawang Sewu. Apalagi, Lawang Sewu memiliki riwayat sejarah kejayaan kereta api. "Lawang Sewu adalah kantor KA yang dibangun oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Tahun 1886, kompleks ini dikuasai perusahaan KA yang kaya raya. Awalnya mereka membangun kantor administrasi. Tahun 1902-1903, karena kantor mereka di stasiun Semarang sudah enggak cukup, maka dibangun di lokasi ini."
Menurut Ella, sebelum dipugar kembali, Lawang Sewu kondisinya sudah sangat parah.Pintu dan jendela sudah banyak yang hilang. Sebagian besar kaca patri berantakan. Plafon banyak yang jebol serta dinding yang sangat kusam. "Kami mendata kerusakannya sekaigus mempelajari cara penyelesaiannya. Mei 2009, mulailah proses renovasi berjalan," jelas Ella.
PT KAI menjalin kerja sama dengan pemerintah Belanda. "Mereka membantu data dan tenaga ahli. Semua literatur dan data tentang Lawang Sewu masih tersimpan rapi di Belanda. Dari sana kami mengetahui bentuk aslinya. Nah, kami pun membuat replikanya. Tentu saja, yang namanya kopian tidak sama dengan wujud aslinya. Tapi, setidaknya mendekati wajah asli."
Akhirnya, Mei 2011 gedung Lawang Sewu menjadi cantik dan memikat. Kini, Lawang Sewu memiliki fungsi baru. "Kami menjadikannya gerai pamer industri dan kreatif yang mewakili daerah seluruh Indonesia. Ada kios dengan beragam kegiatan. Bukan sekadar toko seperti di mal, lho. Tapi, memajang beragam industri kreatif anak-anak bangsa. Selain show room, juga ada kios-kios kuliner. Kami didukung oleh Dekranas," papar Ella yang berencana membuat kegiatan sepanjang tahun 2012.
Sebagai uji coba, 5-10 Juli lalu PA KAI bekerja sama dengan Dekranas dan Pemprov Jateng mengadakan acara pameran Kriya Unggulan Nusantara selama lima hari. Pameran yang dihadiri Bu Ani Yudhoyono ini menampilkan aneka produk kreatif dari seluruh Nusantara. Mulai dari busana sampai keris dan angklung. Pengunjung membludak menghadiri acara ini. "Wah, masyarakat sangat antusias. Tentu saja kami sangat senang dan optimis program yang kami laksanakan sukses."
Yang lebih membanggakan, Lawang Sewu sudah ramai dikunjungi wisatawan, baik dari Semarang maupun luar kota. Lawang Sewu pun sudah tidak tampak angker lagi.
KOMENTAR