Baca berita tanpa iklan. Gabung Nova.id+
Museum Benteng Vredeburg MENDEKATKAN MUSEUM DENGAN MASYARAKAT

Di Yogyakarta, Beteng Vredenburg menjadi salah satu museum yang ramai dikunjungi wisatawan. Bahkan, menjadi salah satu tempat wisata favorit. Masyarakat sudah begitu akrab dengannya. Padahal, sebelumnya Beteng Vredenburg untuk fungsi militer. "Ketika dibangun 1756, bentuknya masih sangat sederhana," ujar Agus Sulistya (40), penanggung jawab pengkajian dan dokumentasi.

Pembangunan beteng merupakan wujud kekhawatiran Belanda melihat perkembangan kraton yang begitu hebat. Masa itu, Nicholas Harting, direktur Pantai Utara Jawa, meminta Sultan HB I membangun beteng dengan dalih menjaga keamanan kraton dan sekitarnya. "Tempat ini sekaligus untuk mengontrol kraton. Bila dilihat dari posisinya, kan, hanya satu jarak tembak meriam. Fungsi strategis benteng ini adalah untuk mengawasi kraton."

Mulai dibangun 1756, benteng selesai 1760. "Awalnya temboknya hanya dari tanah yang diperkuat tiang penyangga dari kayu pohon kelapa dan aren. Keempat sudutnya dibuat tempat penjagaan. Pada masa Gubernur Van Ossenberg, beteng dibuat lebih permanen mulai 1767 dan baru selesai tahun 1787. Setelah jadi dinamakan Benteng Rustenburg yang berarti beteng peristirahatan."

Menurut Agus, ada teori yang mengungkapkan perubahan nama Rustenburg menjadi Beteng Vredenburg. "Perubahan nama ini terjadi setelah Jogja mengalami musibah gempa bumi tahun 1867. Vredenburg artinya beteng perdamaian, untuk mengindikasi bahwa setelah terjadi Perang Diponegoro, tidak pernah terjadi perang lagi. Ini manifestasi perdamaian," kata Agus.

Zaman berganti, ketika Indonesia merdeka, terjadi pemilikan aset termasuk beteng. "Setelah merdeka, beteng diserahkan kepada TNI. Ide menjadikan beteng untuk tempat nguri-nguri kabudayaan terjadi tahun 1976 setelah diadakan studi kelayakan dari UGM. Hasil studi ditindaklanjuti dengan pemugaran. Dalam perkembangannya, karena nilai yang ada dalam beteng, mulai tahun 81 ada perhatian dari Menteri P dan K. Beteng ditetapkan menjadi benda cagar budaya. Dari situ pemanfaatan beteng dikhususkan menjadi museum."

Fungsi Baru Bangunan Bersejarah di Semarang Jogja 1
nova.id
Fungsi Baru Bangunan Bersejarah di Semarang Jogja 1

"Agus dan kawan-kawannya berusaha terus-menerus mendekatkan museum dengan masyarakat luas. (Foto: Henry Ismono/Nova) "

Rangkul Tukang Becak

Selanjutnya, beteng dipugar tanpa mengubah faset. "Proses awal dibuat diorama yang menggambarkan peristiwa yang ada di Jogja tapi berdampak nasional. Misalnya diorama tentang Diponegoro. Ada 55 diorama mulai dari zaman sebelum sampai sesudah kemerdekaan.

Untuk melengkapi museum, ditampilkan berbagai koleksi yang disebut koleksi realita. "Merupakan koleksi yang berupa benda material yang benar-benar nyata, bukan tiruan. Benda ini berperan langsung dalam proses terjadinya peristiwa bersejarah. Antara lain peralatan rumah tangga, senjata, naskah, pakaian, dan lain-lain."

Tahun 1987, museum dibuka untuk umum dan sejak November 1992 secara resmi menjadi museum khusus perjuangan nasional dengan nama Museum Beteng Vredenburg. Menempati areal tanah seluas 22.480 meter pesegi dengan luas bangunan 8.483 meter pesegi, museum diupayakan menjadi tempat yang disukai masyarakat. "Kami melakukan sejumlah program untuk mengenalkan museum kepada masyarakat," tutur Agus.

Bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, "Kami melakukan serangkaian promosi ke pelaku industri pariwisata. Mulai dari hotel sampai restoran. Kami juga mengadakan program memperkenalkan museum kepada anak-anak sekolah dengan nama museum masuk sekolah. Kegiatannya bermacam-macam seperti lomba, ceramah, pameran, dan sebagainya."

Yang menarik, pihak museum juga merangkul tukang becak dan sopir taksi sebagai salah satu ujung tombak promosi. "Mereka, kan, berhadapan langsung dengan wisatawatan. Nah, mereka bisa cerita kepada penumpangnya tentang keberadaan museum."

Tak seperti kondisi museum pada umumnya, Benteng Vredenburg sanggup menarik wisatawan untuk berkunjung. Dari tahun ke tahun, pengunjung terus meningkat. Apalagi, museum juga dilengkapi area hotspot yang memungkinkan siapa pun bisa bersantai berselancar di dunia maya sambil menikmati keindahan museum. Yang tak kalah penting, perubahan fungsi bangunan bersejarah itu bisa mendekatkannya dengan masyarakat.

Henry Ismono/bersambung


Halaman Sebelumnya


PROMOTED CONTENT

Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.

Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.

Penulis : nova.id
Editor : nova.id

KOMENTAR

Tag Popular

#wina Widodo

#eeng Wiratmaja

#athina Papadimitriou

#dhini Aminarti Hamil

#enrico Tambunan

#fibroadenoma Mammae

#tabloid Nova Terbaru

#lebaran 2024

#mudik Gratis

#tiket Mudik Gratis