Kegiatan perakitan mobil oleh siswa Esemka sebenarnya juga dilakukan oleh SMK di seluruh Indonesia. Sementara di Surakarta, dilakukan oleh SMKN 2, SMKN 5, dan SMK Warga. Siswa SMKN 5 bahkan sudah bisa membuat sepeda motor dan diperjualbelikan dengan harga sekitar Rp 7 juta per unit. Sementara SMK Warga membuat mobil yang diberi nama Digdaya, yang merupakan mobil jenis double cabin.
"Tahun 2009 mulai digagas perakitan mobil. Tahun 2010 mulai ada satu perakitan mobil dan hanya melibatkan beberapa siswa SMK. Tujuannya, untuk pembelajaran saja. Program perakitan ini adalah program dari direktorat pendidikan," terang Bambang, guru sekaligus koordinator perakitan mobil Esemka, SMKN2 Solo.
Di Indonesia, menurut Bambang, ada 23 sekolah kejuruan yang semuanya sudah berhasil merakit mobil. Bedanya, hasil rakitan siswa SMKN 2 digunakan Pak Walikota. Sehingga masyarakat tahunya mobil Esemka hanya ada di Solo. "Mobil yang dibeli Pak Jokowi itu hasil rakitan siswa yang sudah lulus," terangnya.
Kiat Esemka SUV Rajawali seperti milik Jokowi, onderdilnya buatan lokal. Sementara mesinnya, ring seker, klep/katup mesin, dan unit injeksi, masih pesan dari pabrik di luar negeri. "Pabrik mobil besar pun pesan dari pabrik. Tapi ke depannya, mobil seperti punya Pak Walikota onderdilnya akan dibuat siswa SMK sendiri agar mereka setelah lulus bisa berwirausaha. Cuma yang untuk pembelajaran masih tetap impor dari Cina," tambah Bambang.
Nah, agar Kiat Esemka memiliki ciri khas dan tidak sama dengan mobil impor, body mobil pesanan dari pabrik itu pun harus direhab dari bentuk aslinya. "Untuk pembentukan bodi mobil, SMKN 2 Solo bekerjasama dengan Kiat Motor milik Pak Sukiyat yang ada di Klaten."
Kisah bagaimana Kiat Esemka bisa sampai ke tangan Jokowi, kata Bambang, karena ada niat Pak Walikota untuk mengapresiasi hasil karya siswa SMK. "Enam bulan lalu Pak Walikota pesan dua unit mobil. Kami menyerahkan tanggal 2 Januari lalu. Ternyata kini Kiat Esemka benar-benar booming dan diperhatikan orang. Kami perlu mengucapkan terima kasih kepada Pak Jokowi."
Meski demikian, selain kebanggan sebagai guru SMK yang membimbing siswanya merakit mobil, "Kami juga minta dukungan masyarakat luas supaya mobil Esemka izinnya segera turun dan bisa segera digunakan untuk semua kalangan. Kalau masih ada kekurangan dan penyempurnaan, itu hal biasa. Pabrik mobil terkenal pun masih terus melakukan penyempurnaan."
Yang dibutuhakan siswa SMK sekarang adalah dukungan dari pemerintah dan instansi terkait. "Tanpa dukungan mereka, kami tidak bisa melanjutkan apa yang menjadi cita-cita SMK."
Pagi yang cerah, secerah warna busana dan wajah Hj. Iriana Joko Widodo, Rabu (11/12) itu. Saat ditanya tentang demam mobil Esemka, Bu Ana, sapaannya, berujar, "Wah, saya tidak tahu apa-apa soal mobil Esemka. Tapi menurut saya, dari segi bodi dan interior sudah bagus."
Nah, bila demikian, apakah Bu Ana ikut-ikutan "demam" memesan Esemka lewat suaminya? "Enggak lah. Saya cukup satu mobil saja, yang selama ini saya pakai. Tidak perlu berlebihan seperti itu. Bagi saya, mobil itu yang penting bisa ngglindhing, jalan," lanjutnya.
Mana yang Lebih Ekonomis, Mesin Cuci Top Loading atau Front Loading? Ini Jawabannya
KOMENTAR