Costa Concordia merupakan kapal pesiar buatan Italia terbesar yang pernah dibangun. Dengan bobot kotor sekitar 114 ribu ton, kapal pesiar mewah ini bisa menampung lebih dari 4.200 penumpang. Ada banyak kemewahan yang bisa dinikmati di dalamnya. "Seperti hotel bintang lima terapung," ujar Yanuar, mantan kru Costa Concordia.
Sejak awal penumpang menjejakkan kaki memasuki Costa Concordia, ornamen seperti karpet tebal, lampu kristal, dan patung yang dibuat khusus oleh special artist langsung memanjakan indera penglihatan. "Tamu juga akan disambut dengan musik yang dimainkan secara live oleh pemusik profesional. Mereka juga akan diantar ke kamar masing-masing oleh pelayan yang bertugas," jelasnya. Kapal pesiar ini bahkan membuat fountain (air mancur buatan, Red.) untuk menyenangkan penumpangnya.
Costa Concordia yang terdiri atas 13 dek penumpang ini juga menyediakan beragam fasilitas, dari yang biasa hingga super mewah. Sebut saja lapangan mini golf, 10 macam bar dengan tema yang berbeda-beda, panggung teater, casino hingga perpustakaan. Semua tersedia lengkap, termasuk simulasi mobil balap Formula 1.
Selain itu, kapal pesiar ini juga menyediakan fasilitas olah raga tengah laut terbesar di dunia, yaitu Samsara Spa, sebuah pusat kebugaran dua tingkat seluas 6.000 meter persegi, dan empat kolam renang yang dua di antaranya dilengkapi penutup mekanik. "Pokoknya, tamu dakan imanjakan. Tamu enggak dikasih kesempatan untuk diam," ungkap Yanuar.
Menurut Yanuar pula, selain fasilitas kelas dunia yang dibangun di dalamnya, Costa Concordia juga termasuk kapal pesiar canggih. "Di dalamnya sudah computerized semua. Tidak ada yang manual," ujarnya.
Musibah yang menimpa Costa Concordia jelas menjadi perbincangan dunia. Kapal pesiar sepanjang 29.050 m2 dan lebar 3.550 m2 ini kandas di dekat Pulau Giglio, lepas pantai Tuscan, Italia. Sekitar 11 orang tewas dan 21 lainnya dinyatakan hilang oleh tim SAR Italia akibat kecelakaan tersebut.
Akibat insiden ini, Kapten Kapal Francesco Schettino dan Perwira Pertama Ciro Ambrosio ditahan oleh kepolisian Italia. Keduanya dituduh menjadi penyebab kecelakaan Costa Concordia. Mereka juga dituding melakukan pembunuhan karena meninggalkan kapal terlebih dahulu, sementara para penumpang masih berusaha menyelamatkan diri dari dalam kapal.
Schettino sendiri sempat membantah meninggalkan kapal dengan alasan ia tersandung dan jatuh ke laut. Namun pada akhirnya ia mengakui telah melakukan kesalahan navigasi. Kepada para penyidik, Schettino mengatakan ia memutuskan untuk berlayar mendekat ke Pulau Giglio untuk menghormati seorang kapten yang tinggal di pulau itu. "Saya melakukan navigasi murni, mengandalkan penglihatan karena saya tahu kedalaman laut itu dengan baik. Selain itu, saya sudah melakukan manuver ini tiga atau empat kali," kata Schettino seperti dilansir BBC Indonesia, Kamis (19/1).
Dalam sebuah rekaman percakapan antara Schettino dan pejabat Pelabuhan Livorno, Gregorio De Falco, De Falco berulang kali memerintahkan Schettino untuk kembali ke atas kapal dan membantu penumpangnya. Namun Schettino tidak mematuhi perintah itu.
Alasan Schettino untuk menghormati kapten kapal di Pulau Giglio rupanya dibantah oleh kesaksian sumber lain. Seorang penumpang pria bernama Angelo Fabri justru mengatakan, sesaat sebelum kapal terbentur, ia melihat Schettino tengah mabuk akibat meminum wine dan menggoda seorang balerina.
KOMENTAR