Vilde dan Melfin terus berupaya menemukan kembali si bungsu jagoannya. Pada hari kejadian, mereka berinisiatif memfoto-kopi foto Jovino. Tak tanggung-tanggung mereka mengkopi sampai sekitar 300 lembar. Di bawah foto, dicantumkan nomor ponsel Melfin dan Vilde. "Saya pasang di berbagai tempat strategis. Mulai dari stasiun, terminal, pom bensin, sampai di angkutan umum," tutur Melfin.
Sampai berhari-hari Melfin ikut mencari anaknya. Ia tidak mau semata menggantungkan nasib anaknya pada polisi. Pernah dalam suatu perjalanan, ia melihat sosok balita mirip Jovino tengah dibonceng sepeda motor. Penasaran, ia memacu motornya mengejar mereka. "Ternyata bukan Jovino," papar Melfin sedih.
Di hari berikutnya, Melfin mencari ke kawasan Pulo Gadung. Di suatu tempat, ia melihat seorang pria dengan empat anak, salah satunya sebaya Jovino. Lagi-lagi harapannya kandas setelah sadar anak itu bukan Jovino. "Siang-malam saya mencari Jovino ke mana-mana. Saya sampai lupa makan-minum. Saya tak menghiraukan rasa capek."
Bisa jadi karena kecapekan ditambah beban pikiran yang menghimpit, Melfin sempat dua hari jatuh sakit. Pikirannya selalu tertuju pada si bungsu. Ketika sudah mulai sehat, ia mencoba bekerja sambil tetap mencari anaknya di sepanjang jalan. Namun ia merasa pikirannya kosong, tak bisa konsentrasi kerja. Akibatnya, "Uang setoran kurang. Ya, daripada tidak bisa konsentrasi kerja, saya sementara waktu istirahat. Saya, kan, kerja di jalanan. Kalau enggak konsentrasi nyopir, bisa-bisa malah membahayakan penumpang," lanjut Melfin.
Vilde pun tak tinggal diam. Ia juga ikut mencari sang buah hati sambil menggendong Nara. "Apalagi, sejak hilangnya Jovino, Nara selalu minta gendong dan minta diajak ke arah jalan raya. Ia seolah juga ingin mencari adiknya."
Upaya lain juga terus dilakukan, termasuk menemui sejumlah orang pintar. "Sudah ada sekitar 10 orang pintar saya temui. Namanya juga berupaya. Ada yang bilang Jovino dirawat dengan baik dan masih ada di sekitar Jakarta. Ada juga yang mengatakan Jovino bakal kembali ke rumah. Ya, mudah-mudahan begitu," harap Vilde.
Sampai sejauh ini belum ada kabar berita tentang Jovino. Hanya beberapa waktu lalu ketika tampil live di sebuah stasiun teve, Vilde mendengar sebuah kabar. Dalam tayangan itu juga ditunjukkan gambar ketiga tersangka pelaku. "Ada seorang penelepon yang mengabarkan, pernah ketemu sosok pria dan perempuan yang berpostur kurus di Banjarmasin. Si penelepon sempat berdialog dengan mereka. Katanya, mereka akan ke Balikpapan tapi Jovino tidak bersama mereka."
Kabar ini makin membuat Vilde dan suaminya gelisah. "Perasaan saya jadi tak karuan," kata Vilde sambil menangis membayangkan putranya yang entah di mana. "Sebelumnya hidup keluarga kami terasa lengkap. Punya sepasang anak perempuan dan lelaki. Kami juga sudah bertekad membesarkan serta mendidik mereka dengan baik. Makanya empat bulan lalu suami merantau ke Bekasi lalu saya dan anak-anak menyusul."
Ternyata nasib berkata lain. "Di perantauan anak kami hilang. Selama ini saya hanya mendengar berita penculikan, ternyata sekarang menimpa Jovino. Kami akan terus mencari Jovino..."
Henry Ismono
KOMENTAR