Menjadi karyawan di Salon Budi Susanto adalah hal yang menyenangkan bagi Herni Purwanto dan Veni Hartono. Sistim kekeluargaan yang diterapkan di salon ini menjadikan pekerjaan mereka berjalan lancar dan ringan. "Seperti enggak ada batas antara pimpinan dan karyawan. Mas Budi orangnya baik, enak diajak bicara, ramah, dan supel," ujar Herni yang sudah empat tahun bekerja sebagai kasir di Salon Budi Susanto. "Selama ini salon juga berjalan stabil. Tamu yang datang bisa sampai 150 orang setiap bulannya," lanjut Herni.
Cabang salon yang berada di Jl. Gejayan mayoritas pelanggannya adalah mahasiswa. Karena terletak dekat dengan sejumlah kampus, banyak orang melakukan rias wisuda di sini. Meski tergolong padat pelanggan, tidak lantas karyawan Budi terburu-buru dalam memberikan pelayanan. "Di cabang yang ini saya pegang dua tamu, tapi di cabang yang lain bisa sampai lima tamu," sahut Veni yang sudah dua tahun bergabung di salon milik Budi Santoso.
Veni berkisah, sebelumnya pernah bekerja di salon lain selama tujuh tahun tapi merasa tidak berkembang. "Di salon Mas Budi, saya mendapat banyak pengalaman baru. Saya juga bisa belajar make-up langsung ke Mas Budi dengan gratis. Jadi, istilahnya bekerja sambil belajar," jelasnya. Ia pun sudah beberapa kali diajak membantu merias untuk acara pernikahan di hotel-hotel. Menurut wanita berambut panjang ini, peraturan yang harus selalu diingat dan dilaksanakan saat bekerja adalah harus bersikap sopan, ramah, menjaga kebersihan salon, dan bisa bekerjasama dengan rekan kerja.
Mobilitas kerja drg. Francisca Niken Widyawati tergolong tinggi sehingga ia mempercayakan perawatan rambutnya di salon milik Budi Susanto. Ibu satu putra yang saban pagi melaju ke Gunungkidul karena profesinya sebagai PNS Dinas Kesehatan di sana, membutuhkan perawatan yang cukup intensif untuk rambut legamnya yang tergolong panjang.
"Selain mematok harga mahasiswa, karyawan di salon Budi Susanto enak diajak mengobrol. Saya merasa enggak sreg melakukan perawatn rambut di tempat lain," papar alumnus Kedokteran Gigi UGM tahun 2000. Selain itu, ia memang mengenal cukup dekat sosok Budi Susanto. Bahkan, terkadang mereka hangout bersama teman-teman lain untuk makan bersama.
Selain sebagai PNS, Niken juga bekerja di Klinik Gigi Dentes, Jl. Monjali 96 A, Yogyakarta. Lantaran sibuk dan sering ke luar kota sehingga tidak sempat mencuci rambut sendiri di rumah, "Seminggu tiga kali saya keramas di salon Budi Susanto, terutama pas rambut mulai terasa lepek," ujar wanita ramah yang juga menjadi dokter untuk PT Enzym Bioteknologi Internusa area Yogyakarta.
Perawatan rambut lainnya yang kerap ia lakukan seperti creambath atau hairspa cukup dilakukannya sebulan sekali. Oleh karena sudah akrab dengan para karyawan salon milik Budi Susanto, membuat Niken betah mengunjungi cabang salon yang berlokasi di Jl. Gejayan.
Sewaktu salon masih berada di kawasan Kotabaru, kata Niken, Budi sering menangani sendiri perawatan rambutnya. Namun, keterbatasan waktu jualah yang membuat semua perawatan diambil alih oleh kapster. "Ke mana pun salonnya pindah, pasti selalu saya cari. Dari yang masih di Jl. Moses Gatotkaca sampai ke lokasi sekarang di Jl. Gejayan."
Kartika Santi
KOMENTAR