Kini, Ida yang sudah berhasil menaungi lebih dari 100 UKM melirik usaha baru di bidang travel. "Berawal dari hobi traveling, kami dirikan Mekarsari Tour and Travel. Usaha ini berdiri pada April 2011," ujarnya.
Sama-sama hobi traveling, Nyanyu dan Atiek sepakat mendirikan jasa pengelola wisata atau trip organizer bernama Picnicholic. "Kami menggelar trip 2 sampai 3 kali sebulan, seringkali dengan lokasi yang bukan tempat tujuan wisata biasa," ujar Nyanyu kepada NOVA bulan Juni lampau.
Menurut mereka, masih banyak tempat cantik di berbagai pelosok Indonesia yang belum terjamah industri turisme. "Sengaja datang ke tempat yang tidak ramai, jadi peserta bisa menikmati keindahan alam secara maksimal dengan budget terjangkau."
Salah satu kegiatan yang paling disukai adalah cave tubing di Sungai Kalisuci, Gunung Kidul, Yogyakarta. Kegiatan menyusuri sungai dalam gua menggunakan ban ini menjadi primadona karena unsur petualangannya yang kental. Dengan kegiatan dan tempat wisata tak terkenal, Picnicholic ingin menunjukkan bahwa liburan yang menyenangkan tak harus mahal dan penuh kenyamanan. Semakin medan perjalanan yang sulit ke lokasi tujuan, "Justru makin menantang. Semua terbayar dengan sensasi keindahan alam, pengalaman dan teman-teman baru," ujar Nyanyu lagi.
Uniknya lagi, dengan Picnicholic, Nyanyu dan Atiek menjalankan konsep green travel. Para peserta selalu diminta untuk menjaga lingkungan sambil berlibur. Langkah mudahnya, "Kami minta peserta bawa botol air minum yang bisa diisi ulang. Kami juga membagikan sapu tangan multifungsi untuk mengurangi sampah tissu."
Keuntungan yang diperoleh dari usaha trip organizer ini pun bukan hanya masuk kantong pribadi Nyanyu dan Atiek. Sebagan dibelikan bibit pohon bakau dan terumbu karang yang dibudidayakan di Kepulauan Seribu. "Kami juga ingin memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Bukan tak mungkin tempat yang saat ini terlihat indah masih tetap sama kondisinya ketika nanti dilihat generasi mendatang."
Astudestra Ajengrastri
KOMENTAR