Tabita Maerani Kristanti (21) atau Bita adalah anak sulung Usriani (41) yang tinggal di Jalan Lohan, Desa Tlogo, Kanigoro, Blitar. Tak hanya keluarga Usriani saja yang merasa amat kehilangan gadis yang dikenal berbudi baik ini, tapi juga seluruh desa, teman-teman sekolah serta lingkungan gereja tempat Bita biasa beribadah.
"Bita itu anak yang berbakti pada orangtua, mandiri, pintar, dan sayang keluarga. Apalagi pada adiknya, Resha, dia sayang sekali," tutur Usriani yang hingga kini masih merasa sangat terpukul atas kejadian yang menimpa anak sulungnya itu. Bita, kata Usriani, pernah ia tinggal saat berusia 5 tahun untuk bekerja di Hongkong selama beberapa tahun. Namun, Bita tak pernah mengeluh ditinggal ibunya merantau ke negeri orang.
"Dia cantik dan pintar. Pernah menjuarai lomba melukis saat masih TK. Banyak prestasi yang bisa saya banggakan dari Bita, sejak dia kecil sampai dewasa. Dia juga aktif di OSIS, jadi anggota paskibraka, bahkan pernah dapat beasiswa di SMU Diponegoro Blitar," papar Usriani mengenang anak gadisnya itu.
Usraini juga masih ingat betul, Bita sangat aktif dalam kelompok pelayanan di gereja. Bahkan, lanjutnya, secara otodidak Bita mampu bermain alat musik gitar, keyboard, serta menyanyi di kegiatan rohani gereja dekat rumahnya.
Dapat Firasat
Selepas SMU, Bita memutuskan untuk langsung bekerja karena ingin membantu orangtua. Menurut Usriani, Bita dikenal sebagai anak yang sangat disiplin dan pekerja keras. "Sampai saat ini rasanya saya masih belum bisa percaya kalau Bita sudah tak ada. Saya pikir, Bita hanya sedang pergi saja sebentar," tutur Usriani pilu.
Usriani juga mengatakan, seminggu sebelum peristiwa nahas itu, ia yang kerap kembali ke Hong Kong untuk bekerja mengisahkan, putri sulungnya itu sempat berkirim SMS dan memintanya segera pulang dari Hong Kong dan mengatakan agar tak perlu lagi bekerja di luar negeri, sebab ia berjanji akan menyenangkan dan membahagiakan dirinya, ibunya. "Saya akhirnya pulang dengan kabar yang buruk, sampai enggak sempat membelikan majalah fashion titipan Bita. Dia, kan, pintar menjahit dan tertarik sekali untuk menjadi desainer."
Usriani memang tak pernah berpikir jika SMS Bita itu merupakan kabar terakhir yang akan ia terima dari putrinya, sebagai pertanda akan terjadi sesuatu yang buruk menimpa Bita. Tak hanya itu, sang adik, Resha, juga mengalami hal aneh sebelum kepergian Bita. Sebelum hari kejadian, menurut Resha, malamnya Bita sempat menelpon dirinya. "Aneh, saya enggak ngerti kenapa Mbak Bita minta dikirimi sepeda. Padahal, kan, dia tinggal di mess dekat kantor, buat apa minta sepeda? Permintaannya agak aneh," papar Resha.
Sang adik yang amat disayangi Bita ini tentu juga merasa amat kehilangan kakaknya. "Usia Mbak Bita cuma beda setahun dengan saya, jadi hubungan kami sangat akrab, seperti teman. Dia memang sayang sekali sama saya, dia juga selalu kasih perhatian sama keluarga. Banyak yang merasa merasa kehilangan dia," tutur Resha.
Bukan hanya itu, Usriani pun mendapat cerita dari teman Bita semasa SMP, bernama Dian. "Dian mengaku bermimpi bertemu Bita. Di mimpinya, Bita terus mengucapkan "Iki piye? Iki piye? (ini bagaimana, ini bagaimana)". Seperti meminta pertolongan untuk dibantu."
Anak Kesayangan
Namun, kini Usriani dan Resha harus tabah menerima kenyataan bahwa Bita telah tiada. "Bita baru 5 hari kerja di PT UBS. Jadi, kalau tiba-tiba dia meninggal, pasti ada yang salah. Bita tidak meninggal karena celaka, ada yang janggal dalam kejadian ini," yakin Usriani seraya berharap penyelidikan mengenai penyebab Bita meninggal akan diusut tuntas polisi.
"Saya ingin semua pihak terbuka pada saya soal kematian Bita. Saya ingin kasus yang menimpa Bita diusut tuntas," harapnya dengan nada pilu. Apalagi, lanjut Usriani, sebetulnya Bita tengah merencanakan pernikahan dengan kekasihnya, Bayu, pria asal Blitar.
"Bayu itu teman SMP Bita, mereka kenal sudah lama. Anaknya baik, sejak Bita tiada, Bayu selalu membantu kami mengurusi acara duka di rumah. Menurut Bayu, Bita juga amat disayang keluarganya. Karena Bita memang anak yang baik," ucap Usriani berlinang air mata.
Kehilangan Bita, bagi Usriani sama saja seperti kehilangan bagian dari hidupnya dan kebahagiaannya. "Walaupun semua orang sudah mendoakan Bita, tapi saya ingin kebenaran akan terungkap sebelum saya kembali bekerja ke Hongkong. Selanjutnya, saya ingin menyelesaikan kontrak kerja di sana sebelum benar-benar mengikuti keinginan terakhir Bita, kembali ke rumah. Selamat jalan anakku, selamat tinggal kebangganku, kami tak akan pernah melupakanmu, Nak..."
Swita A. Hapsari / bersambung
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR