Gelap mata. Itu yang diakui Aw (26), aktor utama pembunuh Hertati (35) dan Er (6), di rumah kontrakan di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Jakarta Utara. "Saya panik karena Hertati hamil dan minta pertanggungjawaban," jelas warga Jl Balai Rakyat, Koja, yang kerja di pabrik jok di Jakarta Utara ini. Aw pantas panik lantaran pacarnya yang lain, Intan, juga sedang hamil. Aw akhirnya harus memilih. Dan pilihannya adalah melenyapkan Hertati.
Strategi pun mulai disusun. Kamis (13/10) malam ketika sedang berada di rumah orangtuanya, Aw menghubungi Ks (27), temannya yang sama-sama kerja di pabrik jok. Kepada Ks, Awifi berdalih akan mengurus surat sakit.
Nyatanya, Ks diajak ke rumah Hertati. "Sampai di sana, saya disuruh menunggu di luar. Saya diminta mengajak Er ke luar." Rupanya ketika Ks dan Er berada di teras, Aw justru sedang berasyik masyuk di dalam bersama Hertati.
Setelah puas berhubungan intim, Hertati dihabisi dengan membekap mulut dan menghujani perut janda beranak satu itu dengan pisau. Rupanya keributan di dalam itu didengar Er. Ketika bocah itu berhasil masuk dan melihat ibunya bersimbah darah, Aw minta Ks untuk memegangi Er.
Setelah itu Ks langsung diminta ke luar. "Karena perbuatannya diketahui anak korban, dia langsung mencekiknya hingga lemas," kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Gatot Edy Pramono, saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat malam.
Sadisnya, lanjut Gatot, sebelum mayat bocah ini dibakar, Aw sempat memperkosanya. "Pembunuhan ini benar-benar sadis," jelas Gatot yang masih akan terus mendalami kasus ini. "Termasuk kenapa Ks mau diminta untuk membantu aksi Aw. Apakah dia punya hutang budi atau hal lain, masih kami dalami."
Untuk menghilangkan jejak, jasad Er sempat dibakar dengan bensin yang diambil dari motor Aw. "Saat Aw membakar jasad Er di dapur, Ks berjaga-jaga di luar rumah. Khawatir asapnya mencurigakan warga lain."
Aw juga sudah menyusun rencana rapi untuk mengelabui polisi, termasuk menaruh foto dan kartu nama di kardus maupun koper. "Dia juga sengaja membuang kedua jasad korban di tempat berbeda." Seperti banyak diberitakan di media, jasad Hertati ditemukan warga di dalam kardus TV di daerah Koja. Sementara mayat Er dimasukkan ke dalam koper dan dibuang di daerah Cakung, Jakarta Timur.
Pindah ke Bangka
Ibarat pepatah, sepandai-pandainya menyimpan bangkai, pasti baunya akan tercium juga. Semula Aw merasa yakin, polisi tak bakal mampu membokar kasus ini. Makanya baik Aw maupun Ks tetap bekerja seperti biasa.
Kasus ini terbongkar, papar Gatot, berkat laporan masyarakat. Seperti diketahui, setelah penemuan mayat itu, polisi langsung mempublikasikan foto Hertati dan memasang call center. "Banyak banget pengaduan dari masyarakat. Akhirnya pengaduan itu kami pilah-pilah."
KOMENTAR