Tak sia-sia rasanya dana puluhan miliar dikeluarkan Pemerintah DKI Jakarta untuk memugar Stadion Persija sekitar 4 tahun yang lalu. Dengan alasan suasana yang kumuh dan kurang terkelola baik, Pemerintah DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Sutiyoso (Gubernur DKI Jakarta saat itu, Red.) memutuskan merenovasi lapangan warisan zaman Belanda sejak 1921 itu.
Kini, area yang disulap menjadi lahan terbuka seluas 2,5 Ha itu justru menjadi tempat alternatif rekreasi warga ibu kota. Hampir setiap Sabtu dan Minggu lokasi ini ramai dikunjungi warga. Tua-muda, lajang-berkeluarga, remaja, anak-anak, hingga dewasa memanfaatkan lahan hijau ini untuk berolah raga atau sekadar bersantai di lokasi Taman Menteng (TM).
Yudi (40) dan Rosi (38), contohnya. Warga Kebon Kacang ini mengaku senang dengan keberadaan TM. Pria yang kesehariannya bekerja sebagai pegawai swasta ini, kerap mengajak kedua anaknya berekreasi ke TM. Selain lokasi yang dekat dengan tempat tinggalnya, menurutnya bermain ke taman jauh lebih baik ketimbang pergi ke mal yang terlalu banyak dikunjungi orang dan membuat pusing.
Seperti Sabtu sore itu, dengan mengendarai sepeda motor Yudi mengabulkan keinginan putra keduanya untuk bermain pasir di tempat bermain TM. Kebiasaan rekreasi di taman ini sudah dilakukan keluarga Yudi sejak anak pertamanya berusia 5 tahun. Biasanya keluarga Yudi pergi ke taman-taman di seputar Jakarta, seperti Monas dan Taman Suropati.
"Tadi anak saya memang minta main pasir di Taman Menteng ini," ungkapnya seraya menjelaskan, kolam pasir dan taman bermain mini di TM merupakan salah satu daya pikat bagi para orang tua untuk membawa anak-anaknya bermain ke sana.
Selain berfungsi sebagai tempat rekreasi, taman yang sejak dua tahun belakangan ini menjadi lebih asri dengan ditanami banyak pepohonan itu juga menjadi magnet sejumlah komunitas di Jakarta. Mulai dari komunitas musisi biola Meiris (Melayu-Iris), perkumpulan penghobi skuter, komunitas fotografi, hingga anak-anak dance.
Rio (31), Dedi (23) dan Vesperina (25) dari komunitas pemain biola Meiris menuturkan, TM memberi mereka keuntungan sebagai tempat berkumpul sekaligus wadah eksistensi mempertunjukkan kemampuan mereka di depan umum. Hampir setiap hari komunitas mereka berlatih di taman-taman, terutama pada hari Kamis dan Minggu.
Hal senada dituturkan pula oleh Cahyo (22), pemuda yang sudah lama bergabung di komunitas penghobi skuter di Jakarta. Cahyo dan teman-teman sesama penghobi skuter, berkumpul tepat di bagian monumen bertuliskan "Taman Menteng" setiap malam Minggu sejak pukul 21.00 hingga 03.00 pagi. Pemilihan lokasi berkumpul di TM ini memang disengaja, mengingat lokasinya di tengah Jakarta. "Biasanya, sih, kami manfaatkan juga untuk sharing soal mesin dan aksesoris skuter, atau bikin rencana jalan-jalan bareng," papar Cahyo yang mengaku sudah berkumpul di lokasi TM sejak taman itu masih menjadi mini stadion milik Persija.
Ya, TM memang menawarkan banyak sekali daya tarik untuk dinikmati sebagai taman publik. Apalagi semenjak pohon-pohon mulai merimbun sekitar 2 tahun lalu, sejumlah komunitas fotografi di Jakarta pun berlomba memanfaatkan keindahan tata ruang dan suasana yang ada. Mulai dari latar belakang tanaman, kursi-kursi taman, hingga rumah kaca yang memiliki bentuk unik.
Keistimewaan yang lain, taman yang kini menjadi kebanggaan warga DKI Jakarta ini juga memiliki banyak fasilitas untuk berolah raga. Mulai dari trek jogging, lapangan voli, basket, hingga futsal pun ada.
KOMENTAR