Bangsal Kepatihan di Jl Malioboro yang akan dipergunakan untuk resepsi pernikahan GKR Bendara dan KPH Yudanegara, sudah siap 100 persen. Kendati di beberapa bagian masih harus ada yang dipoles catnya namun secara fisik, kata Kabag Humas Pemrov DIY Dra Kuskasriati, sudah siap. Bukan pendapa utama dan Pringgitan saja yang siap, juga gedhong-gedhong pendukungnya. Misalnya Gedhong Pacar dan Gedhong Wilis sebagai transit keluarga keraton, Gedong Pracimosono tempat transit keluarga besan.
Ada juga ruangan VVIP sebagai tempat jamuan makan malam, untuk tamu VVIP yang hadir di malam resepsi. "Tamu VVIP dijadwalkan hadir di upacara Panggih di keraton siang hari, tapi bila hanya hadir malam hari pihak keraton menyediakan ruang khusus. Dekorasinya ditangani sendiri oleh GKR Hemas," tambah Kus.
Rencananya, di malam resepsi pengantin akan ditempatkan di Pringgitan, berlokasi di belakang pendapa. Di sinilah para tamu memberi ucapan selamat. Tamu VIP yang hadir akan dijamu santap malam dengan sistem round table. Di tengah pendapa akan disuguhkan pagelaran tari atau beksan klasik. Di antaranya Beksan Manten. Round table juga akan memenuhi pelataran Bangsal Kepatihan.
Di sisi kiri pendapa, panitia menyediakan meja khusus bagi para tamu yang akan memberikan tali asih untuk mempelai. Di tempat itulah semua nama tamu akan terdaftar, sehingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mudah mengeceknya. Sekadar info, sebagai Gubernur DIY, Sultan HB X juga mengundang sejumlah pejabat tinggi negara dan pengusaha. Itu sebabnya KPK perlu melakukan pengecekan atas semua "tali asih". Hal itu juga terjadi pada pernikahan Gusti Dewi beberapa waktu lalu.
Dalem Kepatihan di masa lalu adalah kediaman resmi Pepatih Dalem (Perdana Menteri). Meski sebagai kediaman resmi patih, pendapa ini juga menjadi tempat resepsi pernikahan putra-putri raja. Namun, Raja Keraton Ngayogyakarta yang menyelenggarakan resepsi pernikahan tak hadir di tempat ini.
"Ngarsadalem hanya kirim abdi dalem bedaya untuk beksa (menari) saat mantu. Itu terjadi di zaman HB VII. Di zaman Sultan HB ke VIII dan HB IX, tak ada putra-putri yang menghelat resepsi di Kepatihan. Nah, sekarang karena putri Dalem menghendaki resepsinya di sana, dan Ngarsadalem bersedia hadir. Ya, tak apa-apa," terang H. KRT Jatiningrat, SH., sepupu Sultan HB X yang menjabat Panghageng Tepas Dwarapura Kraton Ngayogyakarta.
Faktor penting yang tak bisa diabaikan dalam pernikahan Jeng Reni adalah segi keamanannya. Keberadaan security akan sangat membantu keamanan dan kelancaran keberlangsungan acara dari hari pertama hingga selesai. "Sudah kami siapkan untuk tanggal 18 karena ada undangan VVIP, Presiden dan Wapres. Untuk pengamanan beliau, kami bersandar pada Paspampres," jelas Koordinator Security Keraton KRT Mangkuyudo di ruang kerjanya, Rabu (4/10).
Dikatakan KRT Mangkuyudo, setelah ada konfirmasi positif kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono ke perhelatan ini, pihak security keraton akan mengikuti rapat koordinasi pengamanan (Rakorpam) yang biasanya dilaksanakan di Kepatihan atau Korem. Rapat ini akan dihadiri oleh Polri, TNI, Danlanud Adisucipto, Dishub, PBK, PLN, Stasiun KA Tugu, Dinkes, dan lainnya. "Melibatkan Stasiun KA Tugu karena rombongan RI 1 langsung dari Tugu menuju keraton melewati rel kereta api."
Rencana pembagian tugas dan jumlah personel juga sudah disusun secara lengkap. Pada tanggal 16 Oktober, sebanyak 55 personel siap bertugas. Mereka terdiri dari Security Keraton, Polsek Keraton, Koramil Keraton, Pamkom Keraton, dan PLN. Di hari kedua, jumlah personel yang bertugas bertambah 45 orang. Mereka terdiri dari Keamanan Keraton, Polsek Keraton, dan PLN. "Sedangkan pada puncak acara pada 18 Oktober akan menurunkan 1.518 personel. Waktu penjagaannya, dari pagi hingga malam," urai KRT Mangkuyudo yang bergabung sebagai Security Keraton sejak 1974. "Tapi untuk pengamanan internal keraton, dari sekarang sudah jalan terus," pungkasnya.
Bisa dipastikan pasangan GKR Bendara dan KPH Yudanegara nantinya tak hanya memancarkan kecantikan dan ketampanan saja saat tertimpa cahaya matahari dan kilatan lampu kamera. Melainkan juga akan memancarkan kilau emas 24 karat dari busana yang dikenakannya, saat kirab dan resepsi. Kepastian kebaya panjang bersulam benang emas 24 karat yang akan dikenakan sepasang pengantin itu dikemukakan Kangjeng Mas Ayu Tumenggung Titien Sekar Arum, putri (Alm.) KRT Setyodiningrat, sang penerima mandat menyulam busana pengantin berikut selop dan pernak-perniknya.
Inpirasi William-Kate
Serangkaian upacara adat, pemasangan bleketepe dan sesaji akan mengawali serangkaian upacara adat pernikahan putri bungsu Ngarsadalem ini. Pada 16 Oktober pagi, utusan keluarga keraton akan menjemput calon pengantin kakung (pria) di Pendapa Dalem Mangkubumen. (Dalem ini dulu dikenal sebagai rumah Putera Mahkota, Red.) Selanjutnya iring-iringan menuju Bangsal Kasatriyan.
Esoknya berlangsung upacara Siraman, baik untuk calon pengantin putri maupun pria, di tempat terpisah. GKR Bendara akan melakukan Siraman di Sekar Kedaton atau Keputren, sementara calon suaminya di Kasatriyan. Malamnya berlangsung upacara adat Majang (menata kamar pengantin di malam Midodareni), Tantingan, Langkahan, hingga Midodareni.
Rabu (18/10) pagi berlangsung ijab qabul, diteruskan upacara Panggih. Sore harinya berlangsung Kirab Pengantin dari keraton menuju tempat resepsi di Bangsal Kepatihan. Konon, kirab ini terinspirasi dari pernikahan Pangeran William-Kate Middelton beberapa waktu lalu. Sejumlah kuda milik Kesatuan Kavaleri Bandung berwarna dhawuk (agak keputihan) dipinjam untuk menyertai kirab Sang Putri.
Kirab akan menggunakan kereta terbuka, Kyai Jongwiyat. Atau bisa jadi akan menggunakan Kereta Kencana/Jethayu, dan ditarik 6 kuda yang dikemudikan plaer, bukan kusir. Mengingat acara kirab ini akan berawal dari keraton ke Pagelaran, lurus ke utara menembus jalan tengah di antara dua pohon beringin kurung, langsung ke utara hingga ke Bangsal Kepatihan, maka masyarakat Yogya diharapkan tak perlu tumpah di Jl Malioboro. "Akan ada enam screen besar di tiga titik: Beteng Vrederburg, Alun-Alun Utara, dan Alun-Alun Selatan, masing-masing dua layar. Juga disiarkan secara live di teve," terang Kabag Humas Provonsi DIY, Dra Kuskasriati.
Selain pengantin, keraton juga akan mengeluarkan enam kereta terbuka lainnya untuk membawa besan, narpocundoko (utusan, para penari bedaya Srimpi yang akan menari di Bangsal Kepatihan, dan putri-putri Ngarsadalem lainnya.
Malioboro Ditutup!
Selasa (18/10), mulai jam 16.00 WIB Jalan Malioboro akan ditutup bagi umum karena akan dilangsungkan kirab, hingga resepsi selesai. "Sementara pada tanggal 16 dan 17 Oktober, arus lalu-lintas kendaraan bermotor di Malioboro akan dialihkan, tapi becak dan sepeda masih boleh melintas. Kereta kencana yang membawa pengantin juga hanya akan parkir sebentar di depan Masjid Kepatihan," terang Kuskasriati.
Untuk memasuki Bangsal Kepatihan, tamu-tamu VIP keraton diminta untuk melewati pintu utama, yakni Jl Malioboro. "Panitia menyediakan sejumlah area parkir, yakni dibekas UPN (samping Hotel Melia Purosani), halaman Hotel Ina Garuda, Kantor Dinas Pariwisata, Taman Parkir (utara Hotel Garuda). Selanjutnya, para tamu berjalan kaki menuju Bangsal Kepatihan."
Rini Sulistyati, Kartika Santi
KOMENTAR