Agar masyarakat tidak berbondong-bondong dan berdesak-desakan ke Malioboro saat kirab hingga resepsi, panitia akan menyediakan enam layar lebar yang akan ditempatkan di tiga titik. Yakni, Beteng Vrederburgh, Alun-Alun Selatan, dan Alun-Alun Utara, masing-masing dua layar. Diharapkan layar besar itu akan membantu masyarakat menyaksikan sedetail mungkin prosesi pernikahan Sang Putri yang menggeluti bisnis. Salah satunya adalah bisnis sandal batik lilit di Blok M Square, Jakarta.
Upacara Pondongan&Kirab
Prosesi upacara adat pernikahan keraton, kata Humas Pemprov DIY, Dra.Kuskasriati, akan dimulai tanggal 16 Oktober, pagi hari. Didahului dengan penjemputan keluarga keraton kepada calon mempelai pria di Pendapa Dalem Mangkubumen. Selanjutnya dibawa ke Dalem Kasatriyan Keraton Ngayogyakarta.
Malam harinya berlangsung acara mujahadah atau pengajian di Masjid Panepen, Keraton. Mujahadah dimaksudkan untuk memohon doa kepada Allah agar perhelatan itu berjalan lancar. Keesokan harinya, di Dalem Keputren dilangsungkan upacara siraman terhadap GKR.Bendara oleh GKR Hemas, selaku ibu kandung, diikuti sesepuh dan kerabat utama Keraton berjenis kelamin perempuan. Semenatra siangnya, calon pengantin pria juga dimandikan di Bangsal Kasatriyan oleh ayah kandungnya dan para Pangeran dari Keraton Yogya.
Malam harinya Ngarsadalem Sultan HB X akan melakukan upacara Tantingan. Menanyakan kepada GKR.Bendara, apakah benar sudah siap dinikahkan dengan pria pujaannya. Pada malam itu juga akan berlangsung upacara adat langkahan, karena jeng Reni melangkahi kakak kandungnya, GRAj.Nurabra Juwita yang kabarnya "belum berani" melangkah ke jenjang pernikahan.
Selasa, (18/10) pagi jam 06.00 akan berlangsung akad nikah atau Ijab Qobul di Masjid Panepen. Ngarsodalem Sinuwun Kangjeng Sultan HB X akan bertindak sebagai wali nikah. Jam 10.00 hingga 13.00 akan berlangsung Upacara Panggih khas Keraton Yogya. Keluarnya pengantin putri akan diawali dengan tarian Edan-Edanan oleh sejumlah abdi dalem pria dan wanita. Lalu ada upacara lempar-lemparan sirih serta menginjak telor serta Wijikan atau mencuci kaki suami. Yang tidak terdapat di masyarakat luar adalah Upacara Pondongan, di mana pengantin pria dari kalangan biasa wajib menggendong pengantin perempuan, putri raja hingga duduk di pelaminan. Istimewanya, sebagai Putri Raja, posisi duduk maupun berdiri GKR.Bendara akan selalu berada di sisi kanan suaminya.
Setelah pergelaran beksan klasik, pengantin akan diarak ke Tratag Kagungan Dalem Bangsal Kencono, untuk mendapatkan ucapan selamat dari tamu VVIP dan undangan lainnya. Upacara Dhahar Klimah dan Kacar-Kucur menyusul kemudian setelah tamu undangan pulang.
Menjelang sore pengantin akan dikirab menuju tempat resepsi di Bangsal Kepatihan, Jl.Malioboro, Yogyakarta, dengan mengendarai kereta kencana. Rute yang dilewati, mulai dari regol Keben,Pagelaran, melewat jalan tengah di antara kedua pohon beringin Alun-Alun Utara, lurus ke utara hingga ke Bangsal Kepatihan.
Sekadar info, resepsi di tempat ini baru pertama kalinya dilakukan oleh seorang putri raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Rini Sulistyati
KOMENTAR