Bustanul Arifin (40) alias Bokir, begitu ia kerap disapa rekan-rekannya, juga ramai diburu wartawan karena berkaitan erat dengan kasus Aisha. Pria kelahiran tahun 1971 yang tinggal di Brebes (Jatim) ini merasa menjadi korban Aisha. Apa gerangan hubungan Bokir dengan Aisha? Yang jelas, dia membantah disebut sebagai suami Aisha. berikut obrolan dengan Bokir alias Bustanul.
Bagaimana reaksi Anda saat pertama mendengar berita Aisha?
Saya kaget dan ingin mencari tahu apa yang terjadi dengannya. Memang, Selasa (16/8) lalu itu Aisha sempat datang ke rumah saya di Brebes. Dia mau pamitan ke Somalia untuk melakukan kegiatan sosial kemanusiaan dengan ACT. Tapi, kok, menjelang keberangkatan, malah ke Brebes. Belakangan saya tahu dari berita bahwa alasan Aisha tidak berangkat dengan ACT saat itu karena mau menikah.
Lalu?
Selasa (30/8) sore dia telepon saya, mengabarkan sudah berada di Kenya. Hari itu pula saya dapat kabar Aisha ditangkap dan esoknya Rabu (31/8) via Direct Message (DM) Twitter, ada kabar Aisha ditembak tentara. Kamis (1/9), kembali Harinto mengabarkan, BlackBerry milik Aisha aktif dan dioperatori oleh seseorang bernama Charles dari Organisasi Youth Somalian. Jumat (2/9) saya menghubungi Charles yang kemudian menjelaskan kronologi hilangnya Aisha serta penemuan mayat perempuan dalam kondisi terbakar hangus dengan cincin berukir nama "Bustanul Arifin 12 02 2011". Saya sendiri enggak tahu ada cincin itu. Saya tidak pernah memberikan cincin pada Aisha.
Benar Anda yang menyebarluaskan informasi ini?
Bukan! Kabar penculikan Aisha menjadi berita pertama kali di Twitter setelah muncul tweet dari @harintovardhan di-ReTweet (RT) oleh akun resmi ACT dan di-RT oleh anggota #twitmerapi, lalu mulai ramai di media massa.
Pernah dapat kabar langsung dari Aisha?
Aisha menghubungi saya Senin (5/9) lewat telepon. Dia bilang kangen, dalam kondisi baik, dan menderita luka tembak di bahu kiri. Katanya, semua akan dia jelaskan secara langsung jika sudah berada di Indonesia. Selasa (6/9) malam, Aisha kembali menelepon saya dan mengatakan sudah berada di Karawang. Aisha mengaku tiba di Indonesia pada Selasa (6/9) sore dengan cara yang tidak ingin dia ceritakan.
Sebenarnya apa dan bagaimana hubungan Anda dengan Aisha? Kabar awal mengatakan, Anda suami Aisha dan kemudian Anda ralat menjadi "kenal"?
Saya memang kenal dengan Aisha. Saya bukan suaminya! Yang nulis pertama kali status saya itu adalah portal berita Detik. Saya memang ditanya oleh Detik, apa status hubungan saya, apakah suami? Saya jawab, "Ya, begitulah."
Yang pasti, saya tidak pernah menikah dengan Aisha. Kami memang pernah menjalin hubungan asmara layaknya orang dewasa dan Aisha pernah memberikan cincin.
Bagaimana Anda mengenal Aisha?
November 2010 - Januari 2011 adalah saat saya jadi relawan di lereng Merapi bersama Yayasan SAMIN (Sekretariat Anak Merdeka Indonesia) Yogyakarta. Kami kenalan lewat Twitter. Pada saat itu akun bernama @aishawardhana dengan avatar (foto profil) gadis muda berjilbab merah. Singkat cerita, kami intens berkomunikasi di dunia maya.
Kamis (10/2) saya pertama kali bertemu dengannya di Karawang. Ternyata foto profilnya berbeda dengan kenyataan. Awalnya dia bilang single, ternyata sudah punya tiga anak. Tapi semuanya saya kesampingkan dan sempat dua minggu saya menginap di tempat tinggal Aisha. Banyak cerita yang disampaikan Aisha selama itu. Di antaranya hubungan pertemanannya dengan orang-orang penting. Ada juga cerita tentang beberapa profesi kerja yang pernah Aisha lakukan. Dari guru les piano hingga dokter bedah rekonstruksi khusus luka bakar dan kecantikan.
Apa yang kemudian terjadi?
Kamis (24/2) saya memutuskan kembali ke Brebes dan menyatakan "putus" hubungan dengan Aisha. Sejak saat itu, anak-anak Aisha melalui SMS mengabarkan bahwa ibu mereka dalam kondisi sakit.
Bagaimana hubungan Anda setelah putus?
Setelah saya bilang putus itu, dia kerap mengunjungi saya ke Brebes. Lama-lama, ya, sudah dilanjutkan. Tapi tidak bisa seperti dulu. Jadi, semuanya berjalan biasa-biasa saja. Saya putuskan hubungan ini karena saya enggak bisa melanjutkan mengingat banyak yang tidak sesuai dengan apa yang saya temui di dunia maya dan kenyataan.
Dengan adanya pemberitaan ini, bagaimana perasaan Anda?
Ketika Aisha memutuskan untuk tidak berkomentar demi menghindari kontroversi, saya merasa kecewa. Bahkan lebih dari itu. Saya merasa sebagai korban. Tidak hanya perasaan, karena akibat kabar ini banyak orang direpotkan.
Sebagian orang masih meragukan kebenaran kabar ini. Bagaimana dengan Anda?
Itu mengapa saya meminta Aisha muncul dan menjelaskan semuanya ke publik. Soal dia dokter atau bukan, saya hanya tahu dari pengakuan dia sebagai lulusan Jepang. Saya enggak pernah diperlihatkan langsung ijazah atau sertifikatnya.
Benar Aisha tengah mengandung anak Anda?
Waduh, saya enggak tahu kabar itu! Saya enggak yakin dia hamil. Bagaimana hubungan saya selama menjalin asmara dengan Aisha, itu privacy.
Apa yang Anda lakukan selama ini di Brebes?
Saya jurnalis freelance dan blogger.
Aisha rupanya bukan orang baru di dunia relawan. Beberapa kali ia ikut ambil bagian dalam berbagai kegiatan kemanusiaan. Salah satunya bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT). Presiden ACT Ahyudin juga membenarkan, ia mengenal Aisha, namun, "Bukan berarti Aisha adalah bagian dari ACT," ujarnya.
Terakhir, Aisha tercatat terlibat dalam aksi bersama ACT pada 13 Juli lalu, saat rombongan TKI yang dipulangkan paksa dari Malaysia merapat di Tanjung Priok. Tapi, "Saat itu Aisha datang dengan tim dan obat-obatan sendiri, tidak bersama ACT."
Selanjutnya, saat ACT membuat program Indonesia ACTion Team for Somalia, Aisha menghubungi ACT lewat Twitter dan mengaku tertarik untuk ikut ambil bagian. Untuk program ini, Ahyudin lantas meminta dokumen-dokumen Aisha untuk diurus. "Tapi saat itu dia mengaku baru masuk Islam, sementara nama di KTP dan paspor masih nama lama. Selanjutnya, dia mundur dengan alasan akan menikah, tapi dia janji akan menyusul ke Somalia dengan usaha dan biaya sendiri."
Ditambahkan Ahyudin, jika memang Aisha diberangkatkan oleh ACT, "Pastilah ACT mempersiapkan segala kebutuhan terkait keberangkatannya. Kami akan perhatikan aspek legal administratif, operasional hingga jaminan keamanannya," paparnya ketika ditemui usai menyambut kedatangan Tim 1 Indonesia ACTion Team for Somalia di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Rabu (7/9) sore lalu.
Meski tidak bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Aisha, ACT tetap mencari tahu keberadaan Aisha dan terus meng-update segala perkembangan terbaru seputar kabar ini. Begitupun ketika Aisha dikabarkan sudah berada di Indonesia, Rabu (7/9) malam, tim ACT segera menemui Aisha di Karawang, Jawa Barat dan meminta penjelasan secara langsung. Dari hasil pertemuan tersebut, ACT menghormati keputusan Aisha yang enggan memberikan penjelasan secara terbuka ke publik dengan alasan menghindari kontroversi.
Meski begitu, ACT mengaku tak menyangka jika akar permasalahan semua ini adalah hubungan pribadi Aisha dengan Bustanul. "Tidak pernah ada dugaan ke arah situ. Kami malah kaget juga kalau ternyata mereka berdua ada hubungan pribadi," kata Sugih Hartanto, communication manager ACT. Walau demikian, "Kami mungkin gegabah karena tidak melakukan background check atas pengakuan Aisha sebagai dokter. Namun, mohon dipahami, saat kejadian TKI Juli lalu itu situasinya darurat, jadi tak ada waktu untuk memeriksa ijazah. Terlebih waktu itu Aisha hanya melakukan pengobatan ringan seperti mual atau pusing."
Pengecekan cepat hanya dilakukan ACT melalui Twitter. Toh, selama ini mereka memang lebih banyak berhubungan melalui kicauan. Aisha memang sering me-ReTweet status-status ACT tentang misi kemanusiaan. Para pengikutnya juga kerap menyapanya dengan sebutan 'Dok'. "Sudahlah, wacana tentang Aisha sudah kami tutup. Masih banyak yang lebih penting, seperti aksi-aksi ACT selanjutnya ke Somalia," tutup Sugih.
Edwin Yusman F.
KOMENTAR