Lahir di Surakarta, pada tanggal 21 Juni 1961. Hingga jabatan periode kedua kepemimpinannya yang dimulai 2010 lalu, ia banyak menerima apresiasi dan penghargaan. Salah satunya adalah sebagai Walikota terbaik se-Indonesiapada April 2011 lalu dari Mendagri. Penghargaan ini tentu saja menambah kebanggakan warga Solo.
Sebagai walikota terbaik se-Indonesia, Joko Wi dinilai berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan berupaya keras memberantas tindak korupsi dalam jajarannya. Bertempat di rumah dinasnya, Loji Gandrung, di sela-sela menemani Hj.Iriana, sang istri, berbincang dengan NOVA Kamis (24/8), Joko Wi mengungkapkan. Kuncinya menjadi Walikota Surakarta karena mendapat kepercayaan dari masyarakatnya yang pada dasarnya demen bekerja. Kunci lainnya adalah kesederhanaan.
"Saya ini orang bodoh. Tidak bisa apa-apa. Yang bergerak itu kan masyarakat. Saya hanya memberi inspirasi dan memotivasi agar masyarakat bergerak. Buget di seluruh Indonesia itu kan sama. Buget dari pemerintah dan dari daerah, sama, hanya tujuh persen dari perputaran uang. Tapi kalau ada inovasi buget, akan bisa memacu dinamika masyarakat. Itulah yang menggerakkan. Lha kalau saya ini, kan, cuma orang bodoh,'' terangnya.
Entah ucapannya itu bermaksud merendah atau menyindir ucapan seorang pejabat publik yang beberapa waktu lalu mengatakan dirinya ''bodoh'', akibat dirinya berupaya keras menyelamatkan bangunan yang masuk cagar budaya. Tetapi, ketika diminta komentar atas terpilihnya sebagai walikota terbaik, berulangkali Jokowi menekankan, dirinya hanya ''orang bodoh''. ''Saya itu enggak bisa apa-apa. Jadi kalau mendapat penghargaan , ya hanya menambah beban saja,'' tegasnya kemudian.
Yang penting menjadi seorang pemimpin, lanjutnya, ''Mendapat kepercayaan dari masyarakat. Enak kalau sudah dapat kepercayaan. Kalau ada inovasi program, ya, masyarakat akan bergerak. Mereka bersedia mengeluarkan uang untuk kotanya, mau mengeluarkan untuk negaranya. Yang kita tunggu kan seperti itu. Sering kok, kami membuat acara tanpa buget. Saya Cuma tanya siapa tidak? Mereka menjawab siap.''
Atas keberhasilannya di bidang pemerintahan itu, kini mulai mengalir banyak dukungan untuk mencalonkan dirinya menjadi Gubernur Jawa Tengah pada 2015 mendatang. Atas pertanyaan ini Joko Wi berulangkali tersenyum sebelum menjawab. ''Yang ke sana (baca--menjadi Gubernur.Red) biar yang pinter-pinter saja. Saya tidak pinter. Jadi enggak ada pikiran untuk ke sana. Saya mau fokus menyelesaikan pekerjaan saya empat tahun ke depan.''
Ajari Anak Kerja Keras
Walikota yang juga pengusaha mebel skala ekspor ini bukan hanya mampu menggerakkan warganya semakin giat membangun kota Solo. Melainkan juga tipe ayah yang mengajari kerja keras bagi putra-putrinya. Bahkan, ia menghadiahi istrinya sebuah gedung serbaguna di kampung Sumber, agar sang istri tercinta juga tetap memiliki pekerjaan di sela-sela kesibukannya sebagai istri Walikota. ''Sejak kecil anak-anak sudah saya didik bekerja keras. Mereka sering saya ajak ke pabrik agar mereka melihat bapaknya bekerja seperti apa. Istri juga saya ajak ke pabrik sampai malam biar dia tahu saya bekerja keras untuk keluarganya,'' terangnya.
Saat dirinya dicalonkan sebagai walikota pertama kali tahun 2005 dan kemudian akan dicalonkan lagi untuk periode kedua hingga 2015 mendatang, Jokowi mengatakan anak-anak dan istrinya tidak mendukung. ''Saya lalu bilang, tidak mendukung tidak apa-apa, tapi mendoakan saja, he..he..he...Dulu saya maunya ya tidak maju terus. Tapi wong masyarakatnya meminta terus, yaa... ya....sudahlah...''
Intinya kemudian Jokowi terpilih lagi sebagai walikota Solo. Ia tak hanya memikirkan anak sendiri, tapi juga memikirkan anak warganya, terutama yang di daerah pinggiran yang dekat kawasan miskin. Sebagai "bapaknya'' anak-anak Solo, Joko Wi berupay akeras meningkatkan anggaran pemberian makanan tambahan untuk anak-anak. Yang semula hanya Rp25 juta per tahun, (sama dengan anggraan di kota-kota lain,) di bawah kepemimpinannya, anggaran itu meningkat menjadi Rp1,4 M per tahun. "Coba dihitung itu sudah meloncat berapa puluh kali? Saya tidak ingin anak-anak sekolah, terutama yang ada di pinggiran, yang dekat dengan kawasan miskin, berangkat ke sekolah tanpa sarapan, asupan gizinya kurang. Itu harus diperhatikan. Angka kematian bayi, saya tidak hafal angka detailnya, itu harus terus ditekan.''
Keprihatinan Jokowi terhadap nasib anak-anak di kawasan miskin itulah termasuk yang sering didiskusikan dengan sang istri yang saat ini menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK kota Solo."PKK bekerjasama dengan Dinas Kependdudukan dan Puskesmas. Karena yang bergerak kan mereka. Organisasi yang bisa segera digerakkan, ya di PKK itu.''
Kini, Jokowi berupaya keras untuk mewujudkan Surakarta sebagai kota karnaval dan seni pertunjukan. "Kemudian sampai 2025 siapapun walikotanya, saya mau titip agar Solo bisa menjadi kota dalam hutan. Kita punya konsep land kira blue print kota. Karena sampai 5 tahun mendatang baru mencapai ''kota dalam kebun''. Tapi desain sampai tahun 2025 ada desain menjadikan kota dalam hutan. Benar-benar kota Go reen sekali,'' harap alumnus Fakultas Kehutanan UGM yang meraihh gelar Insinyur Kehutanan tahun 1985 ini.
Rini Sulistyati
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR