Banyak cara menunjukkan rasa cinta pada negeri, salah satu yang dilakukan presenter dan penyiar Iwet Ramadhan adalah membuat kaos beraksen batik bermisi budaya. Kaos batik yang diberinya nama TikShirt (plesetan dari T-shirt) dirancangnya dengan penuh kesadaran akan warisan budaya, yaitu motif batik.
Iwet yang sudha akrab dengan batik sejak kecil, mengaku kesadaran ini tumbuh setelah peristiwa bom Ritz Carlton dan pengklaiman batik oleh negara Malaysia. "Gemas banget lihat di sini banyak sekali orang marah karena batik diakui Malaysia. Tapi ketika ditanya balik, mereka tak banyak tahu soal batik warisan nenek moyang kita. Bahkan kalau menawar batik tulis di pasar, harganya tidak manusiawi. Padahal, proses membuat batik itu bisa makan waktu hingga 6 bulanan," ungkap Iwet mengisahkan kegelisahannya saat itu.
Melihat kenyataan minimnya kesadaran budaya di masyarakat, Iwet bertekad membuat produk yang bisa mengedukasi tentang produk budaya. "Sementara di kepalaku sudah penuh cerita tentang batik, tapi aku masih bingung apa yang mesti kubuat. Mau bikin baju, aku, kan, nggak secanggih Edward Hutabarat. Mau produksi kain, aku juga enggak secanggih Iwan Tirta atau Gothic Swan. Akhirnya aku putuskan membuat sesuatu yang aku tahu dan bisa, menyablon motif batik di atas kaos," Iwet memaparkan panjang lebar perjalanannya menemukan TikShirt.
Berbekal pengetahuan akan motif batik yang didapat dari nenek dan ibunda, kemampuan menggambar motif batik, dan kecintaan terhadap batik, Iwet mulai membuat desain dan model kaos batik yang trendi. Iwet berharap, melalui strategi yang lebih fresh dan modern, akan terlahir generasi muda yang berbudaya. Bukan sekadar mengenakan batik, tapi juga memahami makna dibalik motif batik yang dikenakan.
Kaos dengan sentuhan batik nan modern yang dibeber Iwet di showroom-nya di Level One-East Side Grand Indonesia sejak Juni 2010, hadir dalam warna-warni yang beraneka. Dan, modelnya pun tak ketinggalan zaman. Untuk kaos wanita, Iwet sengaja merancang kebaya kaos dengan kutu baru dan sedikit motif batik. Sepintas kaos kebaya ini tidak seperti kebaya dalam persepsi kebanyakan orang.
"Aku sengaja bikin kebaya dari bahan kaos supaya bisa dipakai dengan jeans. Selain itu, kebaya buatanku juga lebih kasual. Kan, kebaya sebenarnya pakaian sehari-hari nenek moyang kita," jelas Iwet meluruskan pemahaman yang keliru selama ini terhadap kebaya.
Produk kaos yang diproduksi Iwet dijual dengan harga yang relatif terjangkau, mulai dari Rp 100 ribu untuk kaos anak-anak hingga Rp 425 ribu untuk kemeja batik dewasa. Produknya pun lebih eksklusif karena Iwet merancang dan memproduksi pakaiannya sendiri tidak dalam jumlah besar. "Selama ini aku buat motif, desain dan pesan sendiri. Kebetulan aku bisa buat motif dengan gambar tangan. Nah, perajinnya sudah ada langgananku di Solo, Garut, dan Pekalongan," ujar Iwet.
Meski Iwet mengaku penjualan tidak ramai layaknya distro, namun ia tetap akan bertahan demi mengedukasi masyarakat akan batik. Pramuniaga atau shop assistant yang dipekerjakan Iwet juga bukan SPG biasa. Pramuniaga yang disebutnya "TikShirt ambassador" ini adalah anak muda yang tahu soal motif batik, bisa menjelaskan macam-macam batik, juga bisa memberi gambaran apa itu batik tulis maupun cap.
Di toko milik Iwet juga ada kelas membatik sebulan sekali yang bisa diikuti siapa saja, tanpa dipungut biaya. Kelas ini diumumkan Iwet melalui sosial media (Twitter, Facebook dan milis), dan bekerja sama dengan komunitas 'mbatik yuk!'
"Lewat kelas membatik ini aku ingin orang belajar dan tahu motif yang ia gambar. Sehingga pada akhirnya benar-benar menghargai batik sebagai warisan nusantara," ungkap Iwet. Beberapa artis diakui Iwet sempat mampir dan membeli produk TikShirt, di antaranya Andien, Rio Dewanto, Atikah Hasiholan, Revalina S Temat, Novita Angie dan masih banyak lagi.
Laili
KOMENTAR