Plat AB semula adalah nama grup lawak. Namun, di dalamnya sudah terjadi ''diversifikasi usaha'' dengan bisnis utama berbasis humor. Di antaranya jasa MC humor, membuat buku humor, artist talent agency, hingga motivator humor. Dari keempat anggotanya, kini tinggal Setyawan Tiada Tara yang masih aktif di Plat AB. Tiga lainnya tengah sibuk menimba ilmu dan berbisnis. Akan tetapi, generasi terbaru mulai bermunculan lewat sanggar yang didirikan Plat AB.
Perpisahan tak selamanya menyakitkan dan menyedihkan. Cobalah tengok perpisahan atau perpecahan grup lawak Lembaga Bantuan Humor (LBH) di tahun 1999. Gara-gara beda soal pengertian "totalitas" di antara anggotanya, LBH yang didirikan sejak Maret 1977 dan tengah laris-manis di panggung hiburan dan televisi saat itu, akhirnya sepakat berpisah.
''Mas Kelik Pelipur Lara maunya total hanya melawak saja. Dia mengajak kami ke Jakarta. Sementara saya, Tony, Hari dan Bimo, ingin tetap di Yogya. Pengertian totalitas bagi kami, melawak itu hanya merupakan salah satu peluang rezeki dari sekian banyak pintu rezeki. Maksudnya, di luar lawak kami bisa terima job lain. Misalnya, saya bisa jadi penyiar, Bimo punya lembaga pendidikan dan jasa video shooting. Hari dengan EO-nya. Tapi ketika rezeki besar bernama lawak itu memanggil, maka kami akan tinggalkan semua rezeki di luar lawak,'' jelas Setyawan Tiada Tara, salah satu anggota sekaligus pendiri LBH kala itu.
Karena tak ada kata sepakat, akhirnya, Kelik sepakat berpisah dan membawa LBH ke Jakarta. ''Dia menyarankan kami bertiga membentuk grup lawak dengan nama baru. Dalam hal ini tidak ada yang salah. Mas Kelik benar, kami juga benar. Hanya kondisinya saja yang tidak tepat,'' papar Setyawan, kelahiran Yogyakarta 1 Januari 1973.
Buat Plat AB
Mengaku didukung rekan sesama pelawak di Jogja, Setyawan bersama Tony Pelita Hati, Bimo Berhati Nyaman, serta diperkuat personel baru Hari Selalu Di Hati, mendirikan grup lawak Plat AB pada 9 April 2000. Dengan grup baru ini, Setyawan memilih base camp di Jogja. Beruntungnya, grup lawak ini langsung mendapatkan ''panggung'' untuk tampil di layar kaca teve swasta.
Kenapa memakai nama Plat AB? ''AB itu identik dengan Jogja. Plat AB juga sebagai icon plat kendaraan di daerah Jogja. Dengan berdirinya grup lawak baru ini, dunia lawak di Jogja jadi lebih kaya dan berwarna. Dengan manajamen terpisah, jadi ada dua kekuatan grup lawak di Jogja. Cuma, format Plat AB dengan LBH memang berbeda. Kami, sih, positive thinking saja. Alhamdulillah, sejak awal kami sudah punya link,'' terang pria bernama asli Setyawan Eka Rahmanta.
Job baru pun segera berdatangan, baik pentas off air maupun on air di berbagai teve swasta nasional. Sayangnya, di tengah kejayaan, anggota Plat AB satu per satu mretheli atau tidak aktif karena kesibukan masing-masing. "Posisi Plat AB sekarang terdiri dari adik saya Tony Pelita Hati, dia sarjana teknik nuklir yang sedang menempuh S3 di Australia; Bimo, sarjana kedokteran hewan yang sedang sibuk berbisnis multimedia terbesar di Kulonprogo; Hari, kini bisnis EO. Pak Uta, manajer kami, memiliki perusahaan merchandise,'' papar Setyawan yang kini juga tengah menempuh S2 di Universitas Negeri Surakarta, Solo.
Kendati ketiga anggotanya kini tak aktif lagi, namun mereka boleh memakai nama Plat AB untuk segala usahanya. ''Misalnya mereka mau bikin mini market pakai nama Plat AB juga boleh. Tapi, hanya saya dan mereka saja yang boleh memasang brand Plat AB,'' terang Setyawan.
Generasi Baru
KOMENTAR