Banyak yang tak percaya ketika tahun 2009 lalu Anita Suryawati memilih berhenti bekerja. Padahal saat itu posisinya di perusahaan minyak asing sebagai manajer. "Banyak yang menyayangkan. Tapi saya bilang saja, saya masih waras, kok," jelas ibu dua anak ini sambil tertawa.
Ya, Anita memang sudah bertekad bulat dengan rencananya. "Saya merasa bisnis yang kami rintis potensinya bagus, saya tinggal fokus saja." Namun, sebenarnya ada alasan personal yang membuatnya ingin keluar dari pekerjaan. "Anak saya jadi korban kekerasan pembantu."
Ia merasa, buat apa punya gaji banyak jika mental anaknya jadi terganggu gara-gara sering dikasari pembantu. Selama bekerja di perusahaan minyak, Anita memang jarang punya waktu untuk anaknya. Semua urusan anak diserahkan ke pembantunya. "Saya harus bolak-balik, Surabaya-Jakarta. Kadang berangkat pagi, pulang malam. Week end pun sering kerja."
Bulan Bintang
Setahun sebelum memutuskan resign, Anita sudah punya usaha garmen kecil-kecilan. Ia mengkhususkan membuat sajadah dan baju muslim anak. Produknya dilabeli Toko Oke, dengan ciri khas aplikasi bordir dan karakter tokoh anak-anak. Khusus untuk sajadah, Anita membuat aplikasi tokoh yang dikenal anak-anak seperti Spongebob, Ben 10, Naruto, Avatar, Hello Kitty, Barbie, dan lainnya .
Namun, tetap disertai simbol-simbol islami seperti masjid, kubah, bulan, bintang, menara, dan lainnya. "Jadi karakter sajadahnya tidak hilang." Dan yang jadi ciri khas sajadah Toko Oke adalah bentuk dan warna bulan bintangnya. "Apapun model masjidnya, bentuk bulan bintangnya tetap sama."
Ada cerita panjang kenapa Anita merintis bisnis perlengkapan dan baju muslim anak. Tahun 2007 lalu anaknya masuk play group Islam. Nah, selama itu sang anak susah diajak gurunya salat. "Mengajaknya masuk masjid saja penuh perjuangan," kisah Anita.
Suatu saat, Anita bertanya ke anaknya, kenapa tak mau belajar salat? "Jawabnya sungguh di luar dugaan. Ia minta sajadah gambar Spongebob." Sebagai seorang ibu, Anita rela keliling sejumlah toko dan butik muslim untuk mencari barang yang diinginkan anaknya. Ia juga browsing di internet untuk mencari informasi. "Saya tak menemukan!" Maka timbul ide membuatnya sendiri. Dengan mencontek gambar Spongebob dari internet, ia membuat sajadah aplikasi seperti yang diinginkan sang anak. "Saya plong ketika dapat laporan anak saya jadi rajin salat. Bahkan, bangun tidur pun langsung mengajak salat."
Ternyata bukan hanya anaknya yang jadi rajin salat. Anita juga mulai banyak mendapat pesanan sajadah seperti punya anaknya. "Rupanya di sekolah, sajadah anak saya jadi rebutan. Nah, banyak orangtua yang pesan." Satu dua pesanan masih bisa ditangani sendiri. "Tapi begitu mulai banyak, saya kewalahan. Ya, terpaksa harus cari karyawan."
Anita pun mulai mempekerjakan tetangganya yang sebagian besar mantan buruh pabrik garmen yang sudah terbiasa menjahit. "Makin hari, kok, makin banyak pesanan. Padahal saya tak pernah berpromosi." Sejak itu Anita berpikir, bisnis sajadah anak unik ini punya masa depan cerah. Ia pun mulai membuat website www.sajadah-anak.com dan memasarkannya via Facebook agar jangkauannya meluas.
KOMENTAR