Baby Agha Tambah Barang, Indent Panjang
Tak hanya di Surabaya, di Malang, Jawa Timur juga ada bisnis ini. Pemiliknya adalah Damayanti (28). Ibu seorang anak ini mengaku sudah merintis bisnis penyewaan perlengkapan dan mainan bayi sejak 2008. Yanti, begitu wanita ini disapa, Baby Agha menjadi pionir bisnis penyewaan alat bayi di Malang. "Bahkan waktu itu di Surabaya, saya juga belum menemukan bisnis semacam ini," tandas Yanti.
Yanti memulai usaha dengan modal seadanya. "Awalnya hanya punya satu item tiap jenis barang," jelas Yanti yang kini sudah punya sekitar 100 item barang. Selain terbentur modal, ketika itu Yanti juga ingin menjajaki bagaimana peluang bisnis ini. "Makanya modal juga dari sedikit dulu."
Promosi awal lewat brosur yang disebar di beberapa RS bersalin di Malang. "Waktu itu internet belum memasyarakat. Jadi promosi masih konvensional," tambah Yanti. Nah, dari promosi itu 1-2 orang pelanggan mulai berdatangan. "Tapi, ya, respons pelanggan juga lumayan lama. Maklum, di Malang, kan, ini masih sesuatu yang baru."
Namun, Yanti yakin bisnis ini bisa berjalan. Keyakinan itu muncul dari pengalamannya sendiri. "Waktu punya anak, saya tidak menemukan penyewaan perlengkapan bayi. Padahal kalau bisa menyewa, kan, lebih hemat daripada beli. Apalagi masa pakainya tidak lama."
Seiring berjalannya waktu, ternyata pelanggan mulai berdatangan. Sarana internet pun mulai dimanfaatkan Yanti untuk berpromosi. Awalnya ia membangun blog. Nah, di era Facebook Yanti juga memanfaatkannya sebagai sarana promosi.
Yanti menyewakan aneka perlengkapan bayi mulai dari boks bayi, baby walker, kursi makan, kolam renang, playmate, stroller, kasur bayi, mobil remote control hingga pemanas botol bayi. Semua barang itu disewakan per bulan dengan tarif antara Rp 20 ribu hingga Rp 120 ribu.
Dari sekian banyak item, yang paling laris disewa adalah boks bayi dan stroller alias kereta dorong. "Dua barang itu yang masa indent-nya sekarang lumayan panjang," tambah Yanti. Dari sekian barang yang ia punya, hampir semua sudah disewa pelanggan. "Malah kadang orang datang, tapi tak selalu ada barangnya. Ia harus masuk waiting list." Yanti mencontohkan, untuk saat ini saja, yang di rumah tinggal ada 5 item barang.
Jika daftar waiting list makin panjang, mau tak mau Yanti harus menambah lagi barangnya. "Ya, biar enggak terlalu lama menunggunya. Apalagi kadang ada pelanggan yang masih memperpanjang masa sewanya. Itu juga membuat daftar tunggunya makin panjang."
Saat ini, Agha Baby masih menjadi bisnis sampingan Yanti dan keluarga. "Sekarang sudah ada satu orang yang bantu-bantu di rumah. Cuma untuk pengantaran, kadang masih dibantu suami," tandas PNS di Malang ini. Semua barang yang disewa rata-rata diantar ke rumah penyewa. "Ini sekaligus untuk survei ke pelanggan juga."
Selain harus membayar uang sewa, pelanggan juga wajib mengganti jika ada kerusakan. "Ini jarang terjadi. Yang paling sering jika barang kena noda dan kadang sampai berjamur. "Ya, itu biasanya terjadi saat alat kena noda tidak langsung dibersihkan saat itu juga," jelas Yanti yang punya cita-cita Baby Agha suatu hari nanti punya tempat sendiri. "Sekarang, sih, masih di rumah."
Sukrisna
KOMENTAR