Keprihatinan Yanuta Triana Santi akan mahalnya mainan anak-anak yang edukatif membawa ibu seoarang anak ini memulai bisnis penyewaan perlengkapan dan mainan anak. Ternyata, baru setahun dirintis usaha yang dilabeli Baby Farra Rental ini sudah berkembang pesat. Dari jumlah barang yang semula hanya sekitar 10 mainan yang menjadi koleksi Farra, anaknya, kini sudah berjumlah seratus lebih.
Semula, mainan-mainan itu sengaja dipampang di blog Anna. "Nah dari respons pembaca blognya akan ketahuan, apa, sih, sebenarnya yang dibutuhkan para ibu muda ini. Dari situ akhirnya saya mulai membeli satu per satu barang yang dibutuhkan pelanggan. Usaha pun mulai berkembang."
Koleksi barang yang disewakan Baby Farra hampir sama dengan bisnis penyewaan alat bayi lainnya. Dari mainan anak hingga boks bayi. Namun, wanita yang sehari-hari bekerja di sebuah klinik di Rungkut ini juga menyewakan breast pump. Saat ini justru alat pompa ASI ini yang banyak diminati. "Waiting list-nya sampai Desember, lho."
Anna juga mengandalkan internet sebagai sarana promosi dan transaksi. "Ini lebih praktis, mengingat usaha ini hanya sebagai sampingan saja. Jadi transaksi bisa lewat internet dan telepon." Setelah deal, barang akan diantar suaminya ke rumah pelanggan. "Tentu ada ongkos kirimnya."
Layanan ini berupa penyewaan satu set mainan anak-anak yang dipasang saat acara pesta ulang tahun atau lainnya. "Sewanya per 6 jam sekitar Rp 450 ribu. Jika lebih, akan dikenai biaya tambahan per jamnya," lanjut Anna yang mengaku layanan ini juga sering diminati para EO yang menggelar acara anak-anak.
Pelanggan Anna tak sebatas warga Surabaya. Banyak juga orang luar Surabaya yang berkunjung ke Surabaya. "Daripada repot bawa stroller, mereka suka menyewa ke kami." Nah, untuk pelanggan ini, Anna punya waktu sewa fleksibel. Tak perlu perbulan, bisa sewa mingguan.
Sebaliknya, Anna bercerita, ada dua pelanggan yang membawa stroller-nya ke luar negeri. "Mungkin mereka sudah membandingkan daripada sewa di sana atau beli, harganya tentu lebih mahal."
Anna memang masih membuka kesempatan model sewa barang-barangnya. Termasuk menerima titip sewa dari pelanggan yang punya barang atau mainan anak. "Tapi syaratnya barang minimal 90 persen. Kalau di bawah itu, saya tak bisa menerima," kata Anna yang sudah menyiapkan aturan profit sharing untuk model titip sewa ini. " Kami dapat berapa persen, pemilik barang dapat berapa." Semua penawaran barang sewa beli itu dilakukan via email atau SMS.
Selama menekuni bisnis, Anna mengaku jarang menemui kendala. "Pernah, sih, ada mainan yang rusak. Akhirnya penyewa bertanggung jawab. Karena memang di klausul perjanjiannya, dia harus mengganti jika ada barang yang rusak atau hilang. Tapi, jarang terjadi."
Sukrisna/ bersambung
KOMENTAR