Saat ini sepertinya para orangtua harus ekstra waspada mengawasi putra-putrinya, terutama dalam menggunakan perangkat komunikasi. Ponsel, internet dan lainnya bagaikan pisau bermata dua. Jika digunakan dengan baik, bisa memberikan manfaat bagi kehidupan, tapi jika disalahgunakan justru bisa menjadi sumber malapetaka. Inilah yang terjadi dan sempat menggegerkan kota yang terkenal dengan soto ayam dan tahu campurnya itu.
Kisah ini berawal dari hubungan asmara antara Nis (17) dengan Ed (18). Nis, dara berkulit bersih yang ketika itu masih kelas 1 di salah satu SMU swasta di Kecamatan Manyar, Sekaran, Kabupaten Lamongan (Jatim). Nis yang tinggal di Desa Balen Besur, Manyar itu berkenalan dengan Ed, pemuda asal Desa Jugo. Ed yang cuma tamatan SMP itu kerap menunggu Nis di jam pulang sekolah. Dan, hanya butuh pendekatan beberapa minggu saja bagi Ed untuk bisa mengutarakan cinta pada gadis belia incarannya itu.
"Enggak tahu kenapa, kok, saya bisa begitu saja mau menerima dia, padahal secara fisik atau penampilan, Ed biasa-biasa aja," tutur Nis, saat ditemui NOVA di sel tahanan Mapolres Lamongan.
Namun, di balik kesederhanaan pria itu, Nis mengakui, Ed merupakan remaja yang jago merayu. Ia dibuat mabuk kepayang oleh kegombalannya. "Pokoknya, kalau ngomong pintar sekali. Saya sampai dibuat mabuk kepayang," kata Nis sambil tersenyum-senyum seraya melirik ke arah Ed yang ada dibalik jeruji besi, di ruang tahanan sebelah selnya.
Bahkan, Nis mengakui, akibat rayuan gombal Ed, ia rela melepas "kehormatannya" yang selama ini ia jaga kuat-kuat. Hubungan layaknya suami istri itu dilakukan Nis bersama Ed di rumah Ed di Desa Jugo Kecamatan Sekaran, Lamongan. Hubungan terlarang itu dilakukan Nis sebanyak tiga kali. "Saya sama sekali tak menyesal, karena kami suka sama suka," aku Nis seraya memainkan ujung rambut lurusnya dengan jarinya yang lentik.
Namun, hubungan Nis dengan Ed tak berjalan mulus. Batu sandungan itu datang dari keluarga Nis yang tak merestui hubungan asmara dua remaja itu. Menurut keluarga Nis, kenakalan Ed sudah terkenal di mana-mana. "Saya tidak tahu persis kenakalan seperti apa, tapi yang pasti kakak-kakak saya sejak lama melarang saya berhubungan dengan Ed," kata anak ketujuh dari delapan bersaudara ini.
Namanya sedang jatih cinta, larangan keluarga itu dianggap angin lalu saja oleh Nis. Tanpa sepengetahuan keluarganya, Nis masih tetap menjalin hubungan asmara dengan Ed. Namun, hubungan asmara yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu akhirnya diketahui juga, hingga keluarga besar Nis marah. "Oleh keluarga saya dipindahkan ke rumah kakak di Tangerang, Banten. Saya sedih dijauhkan dengan Ed. Tapi bagaimana lagi, saya tak bisa menolaknya," cerita Nis seraya mengaku, Ed bukan cinta pertamanya tapi mampu merebut seluruh isi hatinya.
Rupanya, jarak tak mampu memisahkan cinta Nis dan Ed. Meski berjauhan, setiap hari keduanya rajin berkomunikasi. Di setiap obrolan, Ed tak henti mengungkapkan rasa kangen kepada Nis. Bahkan, untuk mengobati rasa kangen itu, Ed minta sesuatu yang tidak wajar. Ia minta dikirimi dua foto Nis. Pertama, foto Nis dengan pakaian utuh, dan kedua, foto Nis tanpa busana. Foto-foto itu diminta Ed untuk dikrimkan lewat sarana MMS via ponsel.
"Ya, sekadar buat obat rindu, apalagi dia pacar saya, jadi saya tidak keberatan. Pikiran saya, itu cuma buat disimpan dia saja. Apalagi dia bilang, setelah dilihat, foto-foto akan dihapus," kata Nis yang mengaku mengirimkan foto itu sekitar Februari silam.
Akan tetapi, setelah sekian lama berjauhan, lama-kelamaan Nis mengaku hubungan asmaranya dengan Ed jadi hambar. Ia merasa, percuma saja berhubungan jarak jauh. Apalagi, di Tangerang ia juga mulai mengenal lelaki lain yang lebih dewasa. Karena cintanya sudah mulai pudar dan tertambat pada lelaki lain, Nis lalu memutuskan hubungan asmara dengan Ed. Sebenarnya, Ed tak mau diputuskan. Menurut Nis, Ed ngotot minta hubungannya tetap berlanjut. Sayang, Nis sudah tak mau lagi melanjutkan kisah kasihnya.
Tetapi, alangkah terkejutnya Nis, ketika sekitar akhir bulan lalu, dirinya dihubungi temannya dari Lamongan, yang mengabarkan perihal foto-foto dirinya dalam keadaan bugil tersebar di media sosial Facebook. "Badan saya langsung lemas. Saya tak henti-henti bertanya. Kenapa, kok, jadinya seperti ini. Saya tak menyangka karena dulu kata Ed foto-foto itu sudah dihapus," kata Nis menyesali apa yang pernah dilakukan. Puncaknya, sekitar seminggu lalu ia pun diminta polisi untuk diperiksa. Setelah itu, ia pun dijebloskan ke dalam tahanan.
Bagaimana foto itu bisa sampai beredar di dunia maya, ada kisahnya tersendiri. Setelah putus dengan Nis, Ed ternyata tak bisa menjomblo berlama-lama. Di saat sudah sendiri, Ed kemudian mendekati Yas (17), teman Nis namun beda sekolah. Seperti cara yang dilakukan kepada Nis, Ed mengeluarkan jurus mautnya dalam merayu untuk mendapatkan gadis yang juga masih duduk di bangku kelas dua SMA swasta di Manyar, Sekaran, Lamongan itu. "Sebelumnya, saya enggak suka sama Ed. Saya selalu buang muka kalau berpapasan dengan Ed," papar Yas, yang kini tinggal satu sel dengan Nis.
Namun, bukan Ed namanya jika mudah menyerah dalam melakukan pendekatan dengan seorang gadis. Banyak cara dilakukannya untuk bisa mendekati Yas. "Ed pernah datang ke rumah, pura-pura minta nomor ponsel teman saya. Padahal, saya tahu itu sebenarnya cuma ingin mendekati saya," kata Yas.
Seperti yang juga dialami gadis-gadis yang lain, Yas tak mampu berkata apa-apa, kecuali akhirnya menerima cinta Ed. Padahal, sama seperti keluarga Nis, keluarga Yas pun menasihati agar Yas tak dekat-dekat dengan Ed yang konon terkenal playboy. "Tapi karena sudah keburu suka, jadi nasehat keluarga saya abaikan. Malah, saya kadang melawan," aku gadis bertubuh mungil.
Yas pun dengan jujur mengakui, Ed bukanlah pacar pertamanya, tapi merupakan pacarnya yang ke-11. "Tapi cinta saya pada Ed melebihi cinta saya pada pacar-pacar saya yang dulu," kata Yas sambil tersipu.
Bagi, Yas, tak ada alasan untuk menjelek-jelekkan Ed, sebab Ed yang katanya suka berganti-ganti pacar itu, cukup setia pada dirinya. Lagu lama Ed pun terulang. Dengan janji-janji mautnya, salah satunya berjanji akan menikahi, akhirnya Yas rela melakukan hubungan badan dengan Ed. "Saya sudah tiga kali berhubungan dengan dia. Semuannya dilakukan di rumahnya," aku Yas tanpa malu-malu.
Namun, setelah sekian bulan berhubungan, Yas mulai dibakar rasa cemburu ketika suatu hari tanpa sengaja ia membuka ponsel Ed. Yas menemukan puluhan foto Nis, temannya sekaligus mantan kekasih Ed. Yang membuat Yas makin uring-uringan, dari 20-an foto Nis yang ada di dalam ponsel Ed, 12 di antaranya adalah foto Nis dengan pose tanpa ditutupi selembar benangpun. "Siapa yang tak marah? Katanya sudah putus, tapi, kok, masih simpan foto-foto telanjang Nis?" tukas Yas, sambil melirik Nis yang duduk di sampingnya.
Foto-foto Nis yang "polos" itu oleh Yas kemudian ditranfer ke ponsel miliknya. Selanjutnya, oleh Yas diunggah ke jejaring sosial Facebook. Foto itu dikirimkan ke Luk, temannya yang juga kebetulan mantan Ed. Yas megaku, tak bermaksud apa-apa, kecuali hanya ingin menunjukkan kepada Luk. "Tapi ternyata, oleh Luk, foto itu disebarkan lagi, hingga ramai seperti ini," kata Yas, yang langsung diciduk polisi tak lama setelah foto tersebar.
Gandhi Wasono M / bersambung
KOMENTAR