Bila sudah jadi, hasil jerih payah ibu-ibu itu ia hargai dengan sejumlah uang. Selanjutnya, dijual melalui sejumlah pameran. "Ibu-ibu sangat gembira karena bisa dapat penghasilan tambahan dari pekerjaan sambilan itu," imbuh Andri.
Setelah berhasil mendidik ibu-ibu, ia melebarkan sayap dengan mengajari beberapa orang penderita tuna daksa, serta puluhan anak panti asuhan Hikmatun Ayat Surabaya. Bahkan, setelah kemampuannya bertambah, aplikasi kain perca tak hanya melulu bisa diterapkan pada kerudung saja, tapi juga bisa dikembangkan untuk menghiasi beragam busana wanita.
"Sekarang, garapan mereka luar biasa bagus. Tapi karena ini handmade, jadi tidak bisa produksi dalam jumlah banyak. Akhirnya, saya jual ke kalangan terbatas," kata Andri, sambil menunjukkan kain bahan rok yang tampak menarik dengan aplikasi kain perca warna-warrni.
Selain mengajari membuat berbagai aplikasi dari kain sisa, Andri juga mengajari cara membuat berbagai aksesori, mulai dari bros rajutan benang, gantungan HP, kombinasi antara manik-manik dengan rajutan, dan aksesori lainnya.
Menurut Andri, untuk mengubah pola pikir anak-anak panti agar menjadi lebih produktif, dibutuhkan perjuangan tersendiri. "Anak-anak panti ini sehari-hari hidupnya hanya mengandalkan pemberian para donatur saja. Ini sangat mengkhawatirkan. Jika suatu saat tidak ada donatur, mereka akan kesulitan. Yang lebih penting lagi, mereka jadi tidak mandirii." Lalu, pimpinan yayasan didekati Andri untuk bisa mengajari anak-anak panti membuat aneka kerajinan. "Awalnya, hanya enam orang yang mau belajar," kenang Andri.
Sebar Virus Kebaikan
Andri lalu berkisah, hasil karya anak-anak yatim piatu itu masih belum bagus pada awalnya. Namun, ia tetap membelinya semata-mata untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka. "Setiap bertemu, saya motivasi mereka untuk membuat yang lebih bagus lagi. Begitu seterusnya," ujar wanita yang pada 2009 lalu mendapat penghargaan UKM Award dari PT. Semen Gresik, sebagai pengusaha yang peduli lingkungan.
Setelah teman-teman mereka mendapat penghasilan lebih dari karyanya, virus kebaikan itu lalu menyebar ke anak-anak panti lainnya. "Sekarang sudah ada sekitar 40 anak panti yang bikin kerajinan. Bahkan ada yang kebablasan senang," imbuh Andri seraya mengakui, kini hasil karya anak-anak panti sudah sangat bagus.
Tak hanya diajari membuat, anak-anak ini juga Andri libatkan dalam menjual karyanya sendiri. Salah satunya, di panti asuhan itu disediakan outlet untuk memajang hasil kerajinan, sehingga para donatur yang berkunjung ke sana, selain menyumbang juga bisa membeli hasil karya anak-anak panti.
"Saya yakin, anak-anak ini kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri, karena sejak kecil sudah dibiasakan untuk berusaha lewat jerih payahnya sendiri," imbuh Andri, yang kini sudah lebih sehat berkat pengobatan herbal buatan suaminya, ditambah kemampuannya mengatur emosi. "Sel kankernya saat ini sudah berkurang drastis, bahkan sudah dalam kondisi tidak membahayakan lagi."
Gandhi Wasono M. / bersambung
KOMENTAR