Kecantikan Ni Made Jati si gadis Bali, membuat Michael Donnelly terpikat dan akhirnya mengawininya tahun 1985 di California, AS. Dua tahun kemudian, mereka pulang ke Bali dan mulai merintis bisnis. Karena Michael warga negara asing, semua aset usaha diatasnamakan Ni Made Jati.
Kebahagiaan pasangan ini bertambah seiring lahirnya Sean (1993), disusul Brenden dua tahun kemudian. "Made Jati minta saya mengawininya secara adat Bali tahun 1995. Saya bersedia," kata Michael. Namun, setahun setelah pernikahan adat, Jati malah menggugat cerai. "Yang mengejutkan, dia mengajukan dokumen palsu, seolah-olah saya baru menikahi dia tahun itu. Pengadilan Bali pun tidak mengakui pernikahan kami di California." Alhasil, Sean dan Brenden dianggap anak yang lahir di luar nikah, sehingga Jati tak punya tanggungan atas keduanya.
Pasangan ini resmi bercerai tahun 2007 dan semua aset usaha yang memang atas nama Jati, "Semua diambil dia. Sekarang saya melaporkan dia ke Mabes Polri untuk membuka kasus penelantaran anak. Saya juga akan memperjuangkan aset saya," kata Michael.
Benarkah begitu yang terjadi? Menolak bertemu langsung, Jati akhirnya mau mengklarifikasi tuduhan terhadapnya melalui pesan singkat (SMS). Berikut petikan SMS perempuan pengusaha ini:
"Saya Ni Made Jati. Dapat saya jelaskan sebagai berikut. Dapat dikatakan bahwa anak-anak saya telah dilarikan oleh Michael Donnelly, mantan suami, saya sekitar empat tahun yang lalu dengan alasan pergi ke Amerika untuk berlibur menemui kakek dan neneknya... Panjang sekali ceritanya... Hingga saya dengan susah payah dapat menemukan anak-anak saya di Amerika... Tanpa mengetahui alamat tempat tinggal mereka, dengan bantuan detektif dan pengacara di Amerika saya berupaya mendapatkan hak untuk hanya sekadar berjumpa dengan anak-anak saya... Dan sekarang saya dituduh menelantarkan anak, itu sama sekali tidak benar... saya duga ayahnya lah yang menutup semua komunikasi dengan saya selama mereka di Amerika... dan sekarang saya yang dituduh menelantarkan anak... Itu sama sekali tidak benar... tidak adil... dan sangat kejam memisahkan saya dengan cara-cara seperti ini, dengan anak-anak yang sangat saya cintai.
Tentu saja saya sangat ingin bertemu dengan anak-anak... Pada pertemuan terdahulu dengan Komnas Perlindungan Anak yang diwakili oleh Pak Arist Merdeka Sirait sudah saya tegaskan bahwa pertemuan dengan anak-anak saya minta supaya diadakan di rumah di Bali... Pulang ke rumah... Bicara dengan baik selayaknya orang tua dan anak-anak ... Tanpa dilatarbelakangi atau ditunggangi oleh kepentingan apapun... atau kepentingan siapapun... murni hubungan antara ibu dan anak. . . . Terima kasih."
Jadi, siapa yang berkata benar? Ni Made Jati atau Michael? Entahlah. Yang jelas, di luar kisruh rebutan harta gono-gini ini, bisnis garmen yang ditekuni perempuan ini termasuk sukses. Di Bali saja, ia punya 11 butik. Kabarnya, Jati juga menjual franchise ke luar negeri. Butik Uluwatu, begitu ia memberi nama usahanya, memang mengkhususkan menjual pakaian bordir tangan dengan kualiatas ekspor.
Henry, Krisna
KOMENTAR