Atas saran ibu dan setelah berembuk dengan suami, keesokan harinya aku membawa Bintang ke RS Dr. Soetomo, untuk diperiksa telinganya. Aku masih ingat sekali, sebelum diperiksa, hati ini rasannya deg-degan. Aku berharap, hasil pemeriksaan itu baik-baik saja.
Saat Bintang diperiksa dengan berbagai alat yang ditempelkan di kepalanya, rasannya kaki ini lemas dan sulit bergerak. Sementara suami yang ada di sebelahku, juga diam terpaku tanpa bisa berkata apa-apa.Ternyata, apa yang menjadi ketakutanku selama ini menjadi kenyataan. Setelah dilakukan pemeriksaan beberapa saat, dokter memanggil kami dan menyampaikan, memang benar Bintang mengalami gangguan pendengaran.
Pendengaran sebelah kanan mengalami gangguan 90 persen dan sebelah kiri mengalami gangguan 80 persen. Dengan sendirinya, jika Bintang tak bisa mendengar, tentu kelak ia tak akan bisa bicara. Sebab, ia tak akan pernah bisa mendengar apa pun dari dunia di sekitarnya. Ucapan dokter itu bagaikan kiamat buatku. Langit ini seolah mau runtuh menimpa diriku.
Untung saja aku tak pingsan di tempat. Sepulang dari rumah sakit, di sepanjang perjalanan boncengan motor dengan suami, aku hanya bisa menangis sambil memeluk tubuh Bintang. Isi kepalaku diselimuti ribuan pikiran macam-macam.
Gandhi Wasono M / bersambung
KOMENTAR