Emi Sriyatun kaget bukan kepalang. Rabu (30/3) siang, ketika sedang mengurus surat di kantor kelurahan, perangkat BlackBerry (BB) miliknya menerima pesan mengejutkan dari temannya. Akun Facebook (FB) miiknya tak terlihat lagi. Padahal selama ini mereka berteman dan kerap saling mengomentari status masing-masing. Karena penasaran, lewat BB ia mencoba log-in. Benar, ternyata akun FB milik Emi juga tak bisa diakses lagi.
Lemas, sedih, dan penasaran. Apalagi saat diakses dari komputer kantornya, FB-nya tetap tak bisa dibuka. Lantaran hari itu ia masih terbebani banyak pekerjaan, gadis kelahiran Wonogiri ini melupakan sejenak akun FB-nya yang mendadak "menghilang", meski sebenarnya ia sangat penasaran kenapa tiba-tiba FB-nya tak bisa diakses. Apa karena diisengi orang atau karena faktor lain, virus misalnya. Hingga Rabu malam, akun dengan nama Mimie Sriyatoen itu masih belum terlihat oleh teman-temannya.
Anehnya, ketika nama itu dicari di Google, FB Mimie Sriyatoen masih ditemukan. Hanya saja, ketika link yang muncul di Google diklik, muncul halaman tulisan, "Konten ini sekarang tidak tersedia. Halaman yang Anda minta tidak dapat ditampilkan saat ini. Mungkin untuk sementara tidak tersedia, tautan yang Anda klik mungkin sudah kedaluwarsa, atau Anda mungkin tidak mendapat izin untuk melihat halaman ini."
Pengalaman Emi masih terbilang beruntung. Beberapa waktu lalu, Heni, mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Tasikmalaya jadi gunjingan teman-temannya lantaran di status FB-nya tercantum kata-kata yang menjurus ke soal seks bebas. Padahal, ia sendiri tak menulis kata-kata itu. Rupanya akun FB Heni dibajak orang lain.
Tak hanya Heni, warga Tasikmalaya lainnya, Rini, juga bernasib sama. Akun FB-nya dibajak orang. Yang lebih menyebalkan, si pembajak hampir tiap hari mem-posting gambar-gambar porno. Celakanya, keduanya tak bisa menghentikan aksi memalukan si pembajak. Lantaran sudah putus asa, keduanya langsung melapor ke Polresta Tasikmalaya.
Hal serupa dialami Indra, warga Kemayoran, Jakarta Pusat. Gara-gara akun FB temannya dibajak orang, ia tertipu uang sebanyak Rp 700 Ribu. Ceritanya, lewat layanan chatting di FB, Indra mengobrol dengan temannya YU yang sedang kuliah di Rusia. Dalam obrolan itu, YU minta agar Indra membantu teman YU yang sedang sakit.
YU minta Indra menalangi dulu lantaran jika harus mentransfer dari Rusia butuh waktu dua hari. YU berjanji akan segera mentransfer uang gantinya itu ke rekening Indra. Lantaran bersahabat, Indra menurut saja ketika diminta mengirim uang ke rekening teman YU.
Kecurigaan baru Indra timbul setelah akun FB YU tiba-tiba menghilang. Setelah mengonfirmasi peristiwa tadit lewat SMS, ia baru sadar ternyata yang chatting dengannya bukan YU, tapi si pembajak akun FB. Kata YU lagi, FB-nya memang sempat dibajak, dan yang jadi korban bukan hanya Indra, tapi ada teman lain.
Kasus Ari Dwipayana lain lagi. Di FB-nya tertulis ia menjual perangkat elektronik seperti laptop dan iPad dengan harga miring. Tentu saja, banyak yang tertarik. Bahkan beberapa orang sudah mentransfer uang ke nomor rekening yang tertera di wall-nya. Jika ditotal, sekitar Rp 1,5 - 2 juta. Padahal, Ari merasa tak pernah menjual barang itu. Lagi-lagi ini ulah para pembajak. Ari pun lantas melaporkan masalah ini ke Poltabes Yogyakarta dan mengirim email ke admin Facebook.
KOMENTAR