Sama seperti lensa kontak, behel atau kawat gigi saat ini juga jadi tren di antara anak muda yang ingin tampil gaya. Bahkan, karena permintaan yang kian membludak, sejumlah ahli gigi berlomba-lomba menawarkan jasa pemasangan behel. Produk behel bongkar pasang berharga murah adalah satu yang paling diminati. Pemasangannya pun relatif mudah.
Ayu Prabuwati (24), mahasiswa perguruan tinggi swasta di Jakarta, sudah 2 bulan ini menggunakan kawat di gigi, yang dipasang oleh seorang ahli gigi yang berpraktik di kawasan Slipi, Jakarta Barat. "Sebenarnya sudah ingin pasang sejak 5 tahun lalu, tapi baru kesampaian sekarang. Di sini, selain lebih murah, hasilnya tidak jauh beda," jelasnya usai melakukan kontrol gigi.
Selama 2 bulan memakai behel, Ayu mengaku belum ada masalah yang muncul. Awal dipasang, gigi memang lebih sakit, kesulitan makan dan sedikit sariawan. "Kalau sakit pas pemasangan, kan, memang wajar karena gigi belum terbiasa. Tapi, penyesuaiannya enggak lama," katanya.
Berapa Ayu harus mengeluarkan uang untuk behel nyaitu? Ternyata lumayan murah. "Pasang behel atas bawah cuma Rp 2 juta," katanya. Asal tahu saja, beberapa klinik gigi mematok harga mulai Rp 7 juta hingga belasan juta untuk pemasangan behel gigi atas dan bawah.
Selain biaya pemasangan, Ayu harus mengeluarkan biaya perawatan sebesar Rp 50 ribu setiap 2 minggu pada saat kontrol. Ini wajib dilakukan agar mendapatkan hasil maksimal.
Hal senada dikisahkan Suhendar (45). Pria yang berpraktek sebagai ahli gigi di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini mengaku didatangi banyak pelanggan yang ingin memasang behel. Karena permintaan begitu banyak, Suhendar yang sudah 15 tahun membuat gigi palsu, setahun belakangan mulai melayani pemasangan behel.
Setiap hari, jam praktik yang dibuka mulai jam 10 pagi hingga 9 malam ini dipenuhi para pelanggan yang rata-rata masih anak sekolah atau kuliah. "Sebelum dipasang, harus dilihat dulu bentuk dan struktur gigi pasien. Memang saya tidak melakukan pencabutan gigi, hanya menghitung penanganan yang tepat karena tingkat kesulitan gigi tiap orang berbeda," jelasnya.
Suhendar mematok harga mulai dari Rp 1,5 juta hinggga Rp 3 juta untuk pemasangan behal di gigi atas-bawah, dan biaya kontrol untuk mengganti karet setiap 2 minggu atau 1 bulan sebesar Rp 35 ribu.
Jika beberapa orang dipasang behel pada giginya karena alasan kesehatan, beberapa lainnya ternyata memilih "memagari" gigi sekadar untuk gaya-gayaan saja. Produk Behel Bongkar Pasang yang hanya berfungsi sebagai aksesori pun saat ini banyak ditawarkan di sejumlah media online.
Karena desainnya sederhana, behel jenis ini bisa dibongkar dan dipasang sendiri oleh pemiliknya di rumah. Harganya pun jauh lebih murah ketimbang behel betulan, mulai dari Rp 250 ribu per pasang hingga Rp 350 ribu.
Behel aksesoris ini jelas diburu anak-anak muda. Bergaya pun jadi semakin mudah. Tak perlu pula melakukan berbagai jenis perawatan seperti halnya memasang behel sesungguhnya.
Irsyad (16) pelajar Labschool Bandung kelas 12 IPS, sudah menggunakan behel aksesori ini selama sekitar 2 bulan. Tanpa sekalipun menginjakkan kaki ke ruang praktik dokter gigi, Irsyad merasa bisa terlihat lebih keren saat tersenyum. "Murah, cuma Rp 250 ribu perpasang. Tidak perlu tersiksa saat makan, dan kalau sedang tidak mau pakai, ya, tinggal dilepas saja. Memasangnya juga mudah karena ada pengaitnya," jelasnya.
Namun, menurut Irsyad, dirinya tetap berhati-hati saat memasang behel karena apabila salah menggunakannya dan tidak sesuai dengan cara pemakaiannya, bisa menyebabkan gusi berdarah. "Ada temen yang salah pasang dan terbalik, jadi gusinya berdarah. Tapi, setelah digunakan dengan benar, enggak akan apa-apa. Gampang banget pakainya, cuma harus hati-hati aja," ujarnya.
Dari mana behel bongkar pasang ini berasal? Cek saja jejaring sosial Facebook, lalu ketik kata "behel" di engine search. Berbagai toko online yang menyediakan behel aksesori ini akan bermunculan. Behel Gigi Ku, Dental Behel Lullaby dan Karet Behel hanyalah sebagian kecil dari toko-toko online yang menjual behel aksesori ini.
Hesti (23), mahasiswi asal Bogor adalah salah satu reseller penjual behel bongkar pasang. Ia mengaku sudah berjualan behel aksesori sejak 3 bulan lalu karena tertarik dengan cara pemakaiannya yang praktis dan cukup murah. Peluang bisnis ini segera ditangkapnya. "Banyak yang pesan, sampai ke luar kota segala, lho," tegasnya.
Hesti juga menggunakan jasa jejaring sosial untuk ajang promosi. "Tinggal upload foto, pesanan banyak datang," tuturnya. Selama berjualan, tak ada keluhan diterimanya dari pelanggan. "Mungkin karena cuma buat gaya-gayaan, jadi tidak dipakai terus-terusan."
Banyaknya jasa pemasangan behel dan aksesori gigi ini, membuat sejumlah dokter gigi akhirnya ikut bicara mengenai beberapa dampak yang bisa muncul tanpa disadari penggunanya. Menurut drg. Ratu Mirah Affifah, pemasangan kawat gigi sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi.
"Tujuan medis dari pemasangan behel, kan, membuat keteraturan gigi. Tentunya dokter gigi lebih paham dan mengerti jelas bagaimana struktur gigi dan treatment yang benar, sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan mulut dan gigi," tuturnya.
Banyak akibat yang bisa ditimbulkan apabila pemasangan behel tak dilakukan oleh orang yang tepat, seperti dislokasi gigi yang tidak pada tempatnya, kesalahan menarik atau menumpu kekuatan gigi yang bisa menimbulkan gangguan di sendi-sendi rahang.
Bagi yang ingin mempercantik penampilan dengan kawat gigi juga harus memperhitungkan cara yang benar. Jadi, semua tercapai dengan baik dan aman.
Ini senada dengan yang diungkapkan drg. Prayogo bahwa praktik pemasangan kawat gigi oleh ahli gigi yang tak berlisensi harus segera diberantas karena sebenarnya ada undang-undang yang mengatur dengan sanksi cukup berat. "Yang mengingatkan seharusnya organisasi PDGI, bekerjasama dengan pihak kepolisian karena ini berkaitan dengan kesehatan masyarakat," tegasnya.
Gangguan terhadap kesehatan mulut dan gigi yang mungkin disebabkan oleh pemasangan yang sembarangan, antara lain gusi bengkak, tak bisa mengunyah, atau luka di mulut.
Swita Amalia
KOMENTAR