Soft Lens Berwarna Mata Lebih Tajam & Indah
Setelah sempat berhenti selama setahun, sejak tiga bulan belakangan Niar Syahputra (16) kembali pakai lensa kontak. Sebelumnya, Niar sudah pakai lensa kontak berwarna selama 6 bulan. Mata siswi kelas 2 SMK Jurusan Sekretaris di Jakarta ini sebenarnya baik-baik saja. Ia sengaja pakai lensa kontak berwarna hanya untuk mempercantik penampilan. "Pakai lensa kontak bikin mata jadi lebih indah. Saya juga jadi lebih pede," jelas Niar.
Bila tak pakai lensa kontak, menurut Niar, matanya tampak pucat dan tidak cerah. "Seperti mata ikan yang sudah lama," dalihnya. Melihat temannya jadi lebih cantik setelah pakai lensa kontak berwarna, ia tertarik mencoba. Setelah merasakan bedanya, kini ia selalu pakai lensa kontak tiap hari.
Benda mungil itu baru dilepasnya setelah sampai di rumah dan menjelang tidur. "Ke sekolah, jalan-jalan, main, ke kondangan, atau ada teman datang ke rumah, pasti saya pakai. Soalnya, enggak pede kalau ketemu orang tanpa lensa kontak."
Namun, pengalaman menakutkan pernah dialami Niar bulan lalu, saat ia lupa mencopot lensa kontaknya menjelang tidur. Alhasil, saat terbangun, ia merasa ada yang mengganjal di matanya. Penglihatannya pun jadi buram. Ia baru sadar, lensa kontak masih menempel di mata. Sayang, lensa kontak itu terasa lengket dan susah dilepas. "Waktu itu, saya takut banget kalau harus dioperasi. Soalnya, mata saya sudah kering," kenangnya.
Setelah beberapa kali matanya ditetesi obat tetes, pelan-pelan lensa kontaknya bisa dilepas. Namun, matanya jadi merah dan urat-urat mata terlihat jelas.
Kapok setelah itu? Ternyata tidak. Pagi itu juga, Niar yang punya tiga pasang lensa kontak ini kembali memakainya ke sekolah. Warna lensa kontak yang dipakai biasanya ia sesuaikan dengan warna baju yang dikenakan. Sesuai seragam sekolah, ia kini sering pakai yang berwarna abu-abu.
Niar mengaku tak mau asal beli lensa kontak. "Saya pilih berdasarkan merek. Kalau yang jelek, harganya memang murah, ada yang Rp 65 ribu-75 ribu, lengkap dengan cairan pembersihnya. Tapi, pandangan jadi buram dan barangnya lembek. Yang saya pakai harganya Rp 85 ribu, beli dari teman yang kerja di toko optik. Kebetulan ada promo, beli 1 gratis 1," paparnya.
Apakah ia tahu bahayanya bila asal memakai lensa kontak? Niar menjawab tidak. "Saya memang pernah dikasih tahu teman untuk tidak tiap hari pakai lensa kontak, karena bisa iritasi. Orang tua juga pernah menasihati. Tapi saya belum tahu efek sampingnya, jadi belum kapok," ujar Niar yang sebetulnya dilarang pacarnya pakai lensa kontak. "Dia pengin lihat saya tanpa lensa kontak. Tapi tetap saya pakai. Sekarang, adik saya yang duduk di kelas 2 SMP, sudah ikut pakai."
Lain Niar, lain pula Tara (23). Mahasiswi semester 7 Jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Diponegoro Semarang ini memakai lensa kontak lantaran kedua matanya memang minus. Namun, ia malas pakai kacamata. Selain repot, tulang hidungnya sering pegal setelah 2 tahun berkacamata, sejak ia masih SMA. Lensa kontak jadi pilihan, yang sudah ia pakai selama 1-2 tahun. "Lalu saya berhenti pakai lensa kontak dan beralih ke terapi minum jus wortel. Minus di mata berkurang. Tapi, karena saya sering baca sambil tiduran, minusnya bertambah lagi," ujar Tara.
Akhirnya, lensa kontak ia pakai lagi setiap hari sampai sekarang. Setiap pulang dari kegiatan di luar rumah, lensa kontaknya langsung ia cuci dengan cairan khusus sebanyak dua kali. Kemudian, ia simpan di wadah yang lain. Ia juga rajin menetesi matanya dengan obat tetes tiga hari sekali sebelum tidur agar saat bangun pagi matanya kembali segar. Sebelumnya, atas saran ayahnya, Tara sempat menggunakan air rebusan daun sirih untuk mencuci matanya. "Ternyata perih banget. Akhirnya saya pakai cairan khusus."
Iritasi mata biasanya dialami Tara ketika mencoba-coba lensa kontak baru sebelum membeli. Itu sebabnya, Tara tak mau sembarangan memilih lensa kontak. Harga baginya bukan masalah, asalkan nyaman di mata. "Saya cuma pakai satu warna, hijau. Setelah pakai, saya suka melihat bola mata saya jadi terlihat lebih besar dan tajam. Keren," tutur Tara yang biasanya mengganti lensa tiap 3-4 bulan.
Menurut dr. Ferdiriva Hamzah SpM, dokter mata dari Klinik iCare Lasik & Cataract Center Jakarta, sebetulnya menggunakan lensa kontak dan sering berganti lensa tidak membahayakan para remaja, asalkan mereka benar-benar merawatnya dengan benar. Namun, bila tak telaten mengurusnya, Riva menyarankan, sebaiknya tidak memakainya. Sebab, berisiko kebutaan.
"Bahkan, ada di antara mereka yang tidur sambil menggunakan lensa atau mengucek mata dengan keras. Setelah ada keluhan, baru datang ke dokter. Asal tahu saja, jika ada goresan pada kornea mata akibat pemakaian lensa, luka itu bisa melebar. Infeksi akan makin parah jika tidak diobati dengan benar," papar Riva. Ada juga orang tertentu yang tak diperbolehkan menggunakan lensa kontak, misalnya penderita belspalsi alias kelumpuhan pada saraf mata.
Penderita seperti ini, jika menggunakan lensa, bisa membuat mata semakin kering. Akibatnya, bisa menimbulkan iritasi, bahkan iritasi pada kornea mata, yang bisa menyebabkan kebutaan. Orang dengan mata yang kering (dry eye) juga tidak disarankan memakai lensa.
Di luar negeri, imbuhnya, lensa kontak tidak bisa dijual sembarangan dan harus menggunakan resep dokter. Memakai lensa kontak sendiri, menurut Riva, pun ada aturannya. "Pertama, cuci tangan sebelum memasang dan melepaskan lensa. Bersihkan lensa sebelum dan sesudah pakai menggunakan cairan yang mengandung disinfektan. Kedua, lensa digosok dengan jari (rubbing) dengan cairannya sebelum dimasukkan ke mata," jelasnya.
Yang paling sering dilupakan pemakai lensa kontak, menurut Riva, adalah mengeringkan dan mencuci wadah lensa dengan air panas, untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Lalu, ganti wadah lensa maksimal tiap 3 bulan. "Jangan lupa, gunakan lensa kontak sesuai jenis dan masa berlakunya," tandas Riva. Bolehkah lensa dipakai setiap hari? Riva mengiyakan, asal tak lebih dari 12 jam lamanya.
Lensa harus dilepas menjelang tidur, untuk menghindari kurangnya pasokan oksigen di jaringan mata. Riva juga menyarankan untuk memilih lensa yang berkualitas baik, yaitu yang bisa mengantarkan oksigen dengan baik dan punya kadar air tinggi (56 persen).
Selain itu, Riva menegaskan, tidak diperbolehkan menggunakan lensa saat mandi dan berenang, lantaran dikhawatirkan acanthamoeba, yaitu sejenis parasit yang ada di air, akan menempel sehingga bisa menyebabkan iritasi. "Sebaiknya, gunakan goggle saat berenang. Dan untuk mencegah infeksi pada kornea mata, segera ganti lensa bila dirasakan sudah tak nyaman dipakai, meski batas waktu pemakaiannya masih lama," tandas Riva.
Hasuna Daylailatu / bersambung
Foto: Dok Pribadi
KOMENTAR