RM Sunda lainnya adalah Bancakan di Jl. Trunojoyo 62, Bandung yang baru berusia 3 tahun. Bagi yang tak bisa menahan lapar, disarankan agar tak datang ke Bancakan. Sebab, sebelum makan, Anda harus mengantre cukup panjang (diberi nomor antrean) hingga "bertemu" nasi dan lauk-pauknya. Apalagi di hari libur, antreannya bisa mengular hingga ke luar ruangan. Mengusung konsep ala kampung, baik dari interior, menu, dan alat makan yang digunakan, Bancakan dinilai berhasil menarik banyak pengunjung.
Tengok saja menunya, ada Es Goyobod Gula Aren, Es Lilin, Nasi Liwet, Kue Balok, Ceos Kacang Merah, Tumis Lember, Tumis Suung, Pepes Ikan, Sayur Lodeh, Tumis Kangkung, Lotek, Buntil, Ayam Goreng Kampung, Pindang Ikan, dan masih banyak lagi. Makannya pun disajikan di atas piring kaleng ala kampung.
Sang pemilik, Sobarna atau Mang Barna (55), yang kerap mengenakan baju dan celana hitam, siap menerima tamu dengan senyuman khasnya. Ketika tamu yang datang sangat banyak, Mang Barna pun rela hilir mudik dari dapur ke ruang depan membantu para karyawannya menyajikan makanan, mencuci piring dan gelas.
Konsep ala kampung sengaja diterapkan Mang Barna yang kerap mengganti menu agar tak bosan, mengingat masa kecilnya makan dan minum pakai piring kaleng dan teko putih seperti makan di tengah sawah. Konsep ini bertujuan agar berbeda dengan rumah makan Sunda lainnya. "Kalau pakai piring bagus, sudah biasa. Nah, saya pengin yang luar biasa. Menunya juga menu kampung, tapi disukai orang kota. Makanya, konsepnya dibuat suasana kampung dan unik. Makanannya juga diambil sendiri, artinya bancakan."
Noverita
KOMENTAR