Menurut Dahlan, di rumahnya yang terletak di Desa Kebon Dalem, Magetan, tak ada tempat tidur, bahkan yang hanya terbuat dari kayu saja.
"Kami memang tidur hanya beralaskan tikar saja, Lantai rumah kami juga tak berlantai semen atau ubin. Ya, cuma berlantai tanah. Jadi kalau salah satu anggota keluarga kami yang ngompol saat tidur, bercaknya di tanah itu kentara sekali. Kehidupan saya lebih muskin dari pada di film itu. Hahaha...," seloroh pria berusia 62 tahun ini.
Rumah keluarga Dahlan menjadi saksi hidup bagaimana orang tua dan penduduk yang tinggal di sana tak terlepas dari jerat kemiskinan. Dalam film digambarkan pula bagaimana keluarga papa ini hanya bisa sarapan dengan minum teh manis. Makan "mewah" di siang hari, bisa dikatakan, ketika keluarga Iskan mampu menyajikan nasi tiwul di meja kayu rumahnya. Nasi putih dan lauk ikan asin belum tentu bisa dinikmati sebulan sekali atau dua kali.
M. Nizar
KOMENTAR