Terkenal di kawasan Jawa Tengah. Klotok diambil dari nama desa di Blora. Di desa ini, cara membuat air kopi begitu unik. Bubuk kopi hitam dicampur gula, lalu dimasak di panci seperti membuat karamel. Kemudian, kopi menjadi kerak. Lalu, diberi air panas sampai kerak kopi ngelotok. Rasanya memang mantap.
Nasi Ketel
Di Bali ada nasi ketel. Sesuai namanya, mulai proses memasak sampai penyajian menggunakan ketel, alat masak tradisional. Nasi putih dimasukkan ke dalam ketel, ditambahkan ikan peda dan bumbu halus cabai merah besar, bawang putih, bawang merah, daun salam, serai, jahe, gula merah, garam dan gula) yang sudah ditumis. Kemudian, nasi ini dibakar di atas bara api selama 3 menit hingga bagian bawahnya berkerak. Ditambahkan kemangi untuk menambah aroma wangi.
Colenak
Untuk memberi nama penganan yang berasal dari singkatan kata, warga Sunda adalah jagonya. Colenak adalah dicocol enak. Makanan khas Jawa Barat ini terbuat dari peuyeum atau tape singkong yang dibakar dan sajikan dengan saus dari parutan kelapa dan gula merah. Tape bakar ini dimakan dengan cara dicocol ke saus gula merah.
Sate Kere
Cobalah ke Solo, sate kere akan mudah dijumpai. Kere adalah ungkapan bahasa Jawa, artinya miskin. Warung sate kere di Solo menyajikan daging dan jeroan sapi, tapi yang dominan sate tempe gembusnya, tempe yang dibuat dari ampas kedele. Tempe, identik dengan makanan orang miskin. Sate tempe gembus ini juga berbumbu sambal kacang.
Sate Buntel
Di Solo, ada pula sate buntel. Terbuat dari daging kambing cincang, diberi bumbu bawang dan merica, lalu dibuntel (dibungkus) lemak kambing. Lalu, dibakar seperti sate. Bumbunya kecap, irisan cabai rawit, bawang merah, kol, dan tomat.
Sate Klathak
Sate kambing legendaris dari Bantul (DIY), yang konon sudah ada sejak tahun 30-an. Tusukannya bukan dari bambu, tapi dari jeruji sepeda. Kabarnya, biar awet. Bumbu sate hanya garam dan bawang putih. Nama klathak karena saat dibakar berbunyi thak...thak.
Gudeg
Sekarang, sih, memang tak terdengar aneh. Tapi, mengandung riwayat yang lucu. Konon, ada gadis pribumi menikah dengan pria Inggris. Sang pria mencoba berbahasa Jawa dan biasa memanggil istrinya dengan sapaan 'dek' alias dik (adik) Suatu ketika, sang istri mengolah masakan resep keluarga berbahan nangka muda. Si suami baru kali ini menyantapnya dan menurutnya sungguh nikmat. Ia pun memuji istrinya, "Good dek!" Good dek ini lalu bermetamorfosa jadi gudeg.
Masih dari Jogja, belakangan ini muncul nasi macan alias sega macan. Sega macan penyajiannya mirip nasi kucing, hanya porsinya lebih besar.
Perawan Kenes
Ini salah satu kudapan kesukaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Yaitu pisang bakar yang dibesut dengan santan. Disebut perawan kenes, konon karena penampilannya menggoda untuk disantap.
Cireng
Akronim dari aci digoreng. Penganan ini berbahan tepung kanji, tepung terigu, air, merica bubuk, garam, bawang putih, kedelai, daun bawang. Adonan ini lalu digoreng dalam bentuk bundar pipih.
Misro
Amis di jero (amis = manis, isi di dalamnya gula merah). Sama seperti comro, hanya bedanya berasa manis.
Batagor
Bakso, tahu goreng
Gehu
Berasal dari kata taoge dalam tahu (gorengan).
Henry Ismono/ Berbagai Sumber
KOMENTAR