Kemunculan Ophiuchus sejak awal tahun ini mulai meramaikan sejumlah milis yang ada. Menanggapi peristiwa unik ini, ada yang santai saja, tapi tak sedikit pula yang risau dan "tak rela" jika tiba-tiba harus berpindah zodiak. Alasannya, macam-macam. Mulai dari merasa sudah pas dengan karakter zodiak sebelumnya, hingga alasan sekenanya atau terkesan "lebay" seperti, "Jadi enggak keren lah!"
Kemunculan zodiak baru ini memang bukan lah sesuatu yang pertama kali terjadi. Tahun lalu juga sempat heboh kasus serupa. Meski demikian, hampir semua media yang rutin memuat ramalan bintang, baik di dalam maupun luar negeri, tetap memberlakukan 12 zodiak.
Priya Shiva Akasa, konsultan spiritual yang juga pengasuh rubrik ramalam bintang di beberapa media, mengaku prihatin dengan pemahaman yang keliru soal masuknya Ophiuchus di jajaran 12 rasi bintang. "Selama ini, sama sekali tidak ada edukasi soal ini. Jadi membuat masyarakat bingung dan panik," ujar pria yang belakangan kerap muncul di teve.
Padahal, menurut pria yang menguasai lima macam ilmu meramal ini, munculnya Ophiuchus hanya berlaku di wilayah kajian astronomi, bukan dipakai dalam penghitungan astrologi. "Sebagian orang tahunya sama saja, padahal itu berbeda."
Astrologi, pada dasarnya meramal berdasarkan empat musim. Kenapa empat musim? Karena, ilmu ini berkembang dari Barat. "Empat musim itu akhirnya terbagi dalam 12 rasi. Jadi munculnya rasi baru itu tak berpengaruh kepada penghitungan astrologi."
Sementara dari kutub Utara sampai kutub Selatan, menurut ilmu Astronomi ada 88 rasi. "Itu yang terbentuk, ya. Yang tidak sih, lebih banyak lagi." Nah, pada tahun 1930, International Astronomical Union (IAU) menetapkan Ophiuchus masuk ke dalam jajaran 88 rasi tadi.
Kenapa tiba-tiba rasi itu muncul? Menurut pria yang kerap diminta "menerawang" peruntungan para artis ini menjelaskan, karena ada pergeseran rasi itu maka muncul Ophiuchus, yang secara simbol dilambangkan seorang laki-laki yang tengah memegang kepala ular (naga).
Dan aturan di astronomi, lanjut Priya, bisa memasukkan Ophiuchus di antara Scorpio dan Sagitarius. Sementara dalam ilmu astrologi, tidak mungkin menambah Ophiuchus ke jajaran 12 rasi bintang yang sudah ada.
Dalam ilmu astrologi, zodiak hanya sebagai simbol saja. Tetapi hitungannya berdasarkan elemen lain seperti filosofi simbol zodiak, empat elemen yang ada di zodiak, sifat dasar, tata letak planet, jarak antar rasi, koordinat perbintngan, korelasi antar planet satu dan lainnya.
Itu sebabnya, jika Ophiuchus dipaksa dimasukkan ke dalam zodiak, "Akan membuat kekacauan sistemik, semua akan bergeser dan membutuhkan penghitungan ulang yang makan waktu ribuan tahun lagi," kata pria yang sudah menjadi peramal profesional selama 9 tahun ini.
Dua belas zodiak itu, lanjut Priya, sudah dibagi secara proporsional, masing-masing 30 derajat. Selain itu, masing-masing zodiak sudah pasti mempunyai jarak 29-31 hari. Dan masukknya Ophiuchus membuat pembagian hari jadi tidak proporsional. "Scorpio menjadi 8 hari, Ophiuchus punya 18 hari, sedangkan Sagitarius njadi 34 hari dan Virgo jadi 44 hari. Ini membuat kacau balau."
Dengan kekacauan itu juga akan berimbas pada pembuatan natal chat yang dijadikan panduan penghitungan peruntungan. "Jadi tidak mungkin memasukkan Ophiucus ke dalam jajaran 12 rasi yang sudah ada," tegas Priya.
Jika, toh, dipaksakan menjadi 13 zodiak, peramal ini akan melakukan riset dan studi dari nol lagi agar ramalannya jadi akurat. "Itu butuh waktu ribuan tahun, lho. Sekarang memang ada software penghitungannya, tapi akurasinya tidak dijamin. Untuk mendapatkan akurasi ramalan, tetap harus dilakukan penghitungan manual," tambah Priya yang menyarankan pecinta ramalan bintang agar tidak panik.
Di mata Briliantina L Hidayat atau Iyan yang berbintang Leo, penambahan Ophiucus ini diakuinya sudah membuat dunia perbintangan jadi enggak asyik. "Cancer, kan, dari 21 Juli-10 Agustus. Padahal, aku lahirnya 9 Agustus. Jadi mikir, deh, coba aku lahir dua hari lebih lambat saja, pasti enggak harus ganti zodiak," papar ibu satu putri ini.
Namun, wanita pekerja yang tinggal di Karanganyar, Jawa Tengah ini mengaku, tidak sampai panik ketika tahu ada pergeseran ini. "Cuma penasaran saja. Akhirnya saya browsing. Pengin tahu apa yang diributkan dan apa pula penyebabnya."
Meski sekarang ia masuk ke dalam jajaran Cancer, tapi tak ada karakter yang berubah. "Menurut pandangan saya, perubahan zodiak itu muncul bagi yang lahir setelah Ophiuchus masuk. Untuk yang lahir sebelum itu, mungkin masih bisa menggunakan zodiak yang lama sebagai guidance," jelas Iyan yang merasa klik berbintang Leo.
Iyan memang tak begitu percaya soal ramalan bintang. Ia juga jarang membacanya. Tetapi, ia kadang menggunakan zodiac sign untuk memahami sifat-sifat bawaan orang dan menentukan bagaimana menghadapi orang lain.
"Bagi saya, zodiak berpengaruh ke pembawaan masing-masing orang, bukan sampai ke urusan cinta, rezeki, atau karier yang diukur dalam skala harian, mingguan, bulanan, atau malah tahunan," jelas Iyan yang mengaku banyak terbantu dengan adanya pertanda zodiak untuk memahami sifat orang. "Banyak yang cocok, kok," lanjutnya.
Berubah Watak
Sementara itu, entah kebetulan atau tidak, pergeseran zodiak yang ramai-ramai heboh dibahas di milis-milis ini juga dirasakan oleh Maysharo, wanita kelahiran 7 Agustus. Sebelum ada pergeseran, May begitu ia disapa, masuk ke gugusan bintang Leo. Tapi sekarang ini ia "turun" dan masuk ke jajaran zodiak Cancer.
Beberapa bulan belakangan, karyawan Neonworx Communications ini merasa memang ada yang berubah dengan sifat dan wataknya. "Dulu, ego saya tinggi dan maunya selalu di depan. Seperti watak Leo. Tapi belakangan saya lebih bisa nrimo," jelas May yang rajin membaca ramalan bintang lewat internet ini.
Saat ini, May merasa lebih nyaman sebagai staf dan karyawan. "Ya, ini, kan, sebenarnya watak seorang Cancer," jelas May yang tak begitu risau meski ada pergeseran rasi bintang akibat munculnya bintang baru bernama Ophiuchus.
Hanya saja, yang dirasakan May dengan adanya pergeseran itu seakan dibarengi dengan kematangan emosional dalam dirinya. "Enggak tahu ya, ini kebetulan atau tidak. Atau jangan-jangan watak saya berubah karena bertambahnya usia juga, ya?" ujar May setengah bertanya.
May memang tergolong wanita yang amat gemar membaca ramalan bintang. Namun, ramalan itu bukan untuk dipercaya melainkan hanya sebagai hiburan saja. "Tidak semua ramalan salah dan benar. Yang cocok, ya, sekitar 50 persen lah. Lumayan buat hiburan. Namanya juga ramalan."
Sukrisna
Foto-foto: Sukrisna, Dok. Pribadi.
KOMENTAR