Tepat di Hari Ibu, Rabu (22/12), nazar itu lunas sudah. Si pemilik nazar, Eva, memang berjanji berlari mengelilingi Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, sebanyak tiga kali jika sang suami, Christian Gonzales, berhasil menjebol gawang Filipina di leg ke-2 semifinal Piala AFF Suzuki Cup 2010. Benar saja, di menit ke-43, El Loco menggila. Gol tunggal Gonzales pun jadi tiket Indonesia menuju final.
Melihat sang suami mencetak gol dari televisi di Hotel Sultan tempatnya menginap, Eva langsung berlari tergopoh-gopoh. Menyambar jaket dan sepatu berhak 12 cm (Eva hanya membawa sepatu hak tinggi ke Jakarta), ibu empat anak ini segera mengambil langkah seribu mengelilingi GBK. Dua putaran sisanya baru diselesaikan Rabu pagi itu.
"Amin, akhirnya pagi ini aku lunasi nazarku. Aku sebenarnya jarang bernazar, kecuali untuk hal-hal penting. Alhamdulillah ternyata dikabulkan Allah," ujar Eva sumringah.
Untuk mempersenjatai sang istri melunasi nazarnya, Christian sengaja membelikan Eva sepasang sepatu olahraga baru berwarna pink. "Kata Christian, pink itu artinya cinta," ujar Eva sambil tersenyum.
Kisah cinta Eva dan Christian bukanlah cinta pada pandangan pertama. Saat mereka bertemu di Cile pada 1994, Eva bahkan tak menaruh hati pada Christian. Saat itu, Christian sudah bergelut sebagai pemain bola profesional.
"Dia itu sombong sekali. Aku juga enggak mau sembarangan dekat dengan laki-laki. Eh, ketika salah satu temannya mau mengajak kenalan, dia buru-buru lari ngajak kenalan duluan," kenang Eva.
Cerita perkenalan singkat itu lantas berlanjut jadi sebuah cerita cinta yang panjang dan indah. Christian dan Eva menikah setahun setelah mereka bertemu, disusul dengan kepindahan keyakinan Christian jadi mualaf. Pasangan ini lalu memutuskan pulang ke Indonesia setelah melihat peluang Christian bermain bola di tanah air Eva. Tahun 2003, pria berjuluk El Loco alias Si Gila ini resmi merumput di PSM Makassar. Baru setelah itu, wacana untuk pindah kewarganegaraan mulai mengusik hati Christian dan Eva.
"Tiga atau empat tahun belakangan, kami benar-benar berjuang agar Christian bisa pindah warganegara. Semua kami pertaruhkan," kisah Eva.Seluruh syarat agar Christian jadi WNI dipenuhi. Surat-surat penting dilengkapi. Christian bahkan rela mematuhi aturan untuk tidak pulang ke Uruguay selama lima tahun berturut-turut. Syarat terberat yang dirasa Christian.
"Ketika ayahnya terserang stroke, ia tidak pulang. Sampai adiknya meninggal karena jatuh dari apartemen pun, Christian tetap bertahan. Selama saya menikah dengan Christian, hanya dua kali saya melihat dia menangis. Ya, saat mendengar dua kabar tadi," papar Eva.
Setelah pontang-panting selama empat tahun, akhirnya kabar bahagia itu tiba. Christian resmi diterima sebagai WNI pada 1 November lalu. Mimpi besar Christian selanjutnya pun segera tercapai. Ia bergabung dengan Tim Nasional Indonesia dan membela Merah Putih di lapangan hijau.
KOMENTAR