"Mungkin karena sudah tanggung bulan dan penjualnya saingannya makin banyak. Dagang begini kan musiman. Mungkin orang-orang juga sudah pada punya. Apalagi, Indonesia sempat kalah," kata Ni'ah yang tinggal di kawasan Sumir, Pondok Gede, Bekasi ini.
Ni'ah dan suaminya biasanya membeli secara borongan pakaian-pakaian serta pernak-perniknya di Tanah Abang hanya dengan modal awal Rp 500.000 saja. Untungnya, ia dan suami, Yusuf, sudah memperoleh laba besar. "Saya biasa beli di Tanah Abang. Modal hanya Rp 500 ribu bisa untung jutaan saya seharinya," kata Ni'ah.
Sekarang, ia mengaku lesu mengingat penjualan yang kian menurun. Apalagi, menurutnya, ibu-ibu akan lebih tega saat akan menawar dagangannya. "Banyak juga yang beli wanita, ibu-ibu kalau menawar suka mepet banget harganya. Biasanya beli baju untuk anak-anak," kata Ni'ah.
"Kaos anak sekarang sudah enggak begitu laku, kalau waktu itu saya jual Rp 50.000, tapi sekarang Rp 35.000 saja susah kejual," imbuh Ni'ah.
Esok, Indonesia akan berlaga melawan Malaysia. Sebagai pedagang, Ni'ah hanya berharap tim nasional kebanggaannya bisa menang. Sebabnya, penjualannya pun akan bisa terdongkrak. "Biasanya sore ramai, kalau siang masih sepi, tapi enggak tahu nanti. Mudah-mudahan menang, biar enggak rusuh dan jualan saya laku lagi," kata Ni'ah berharap.
Okki
KOMENTAR