Peristiwa nahas yang menimpaku Jumat (26/11) pagi itu adalah puncak perselisihan kami. Menurutku, perbuatan Redi sudah direncanakan sebelumnya. Betapa tidak? Pagi itu Aditya sengaja diajak adik Redi mandi di sungai. Nah, saat itulah Redi kembali mengancamku agar minggat dari rumah tanpa Aditya.
Padahal, pagi itu aku sedang menanak nasi dan akan membuat sambal. Aku jelas menolak diusir dari rumahku sendiri tanpa anak di pelukanku. Aku amat sangat keberatan. Lagi pula, kenapa aku harus pergi dari rumah itu? Aku, kan, juga punya andil membangun rumah itu.
Uang yang dipergunakan untuk membeli tanah dan membangun rumah itu adalah uang hasil ganti rugi yang diberikan Pemda, setelah rumah kontrakan kami di dekat pasar sebelumnya ludas dilalap si jago merah. Uang ganti rugi itulah yang kami belikan tanah seluas 200 meter seharga Rp8 juta. Sisanya, kupakai untuk membangun rumah yang sekarang kami tinggali.
Al pun ikut menyumbangkan tabungannya yang dikumpulkan dari hasil memetik kelapa sawit.
Jadi, ketika Jumat pagi itu aku diusir, aku tetap bertahan. Tapi, tanpa kusangka Redi justru keluar rumah. Pulangnya, ia malah membawa bensin dan langsung dituangkan ke semua sudut rumah.
Dan, blup... bensin itu menyambar bara di tungku tempatku menanak nasi. Api yang membesar langsung menyambar tubuhku. Kontan aku berteriak kesakitan karena kaki, tangan, dan punggung terbakar. Aku sempat berguling-guling di depan pintu dan halaman, tapi api tak kunjung padam.
Apesnya, saat itu aku mengenakan celana jins model pensil yang ketat di kaki. Aduh, panasnya luar biasa karena celana dan bajuku terbakar hingga meleleh di kulitku. Aku sempat melihat kaki Redi juga terbakar. Begitupun kaki Al yang sedianya akan menolongku, ikut terbakar meski tak terlalu parah.
Yang membuatku makin sakit hati, Redi bukan menolongku, tapi justru kabur bersama Aditya dengan mengendarai motor. Sampai saat ini pun, Redi masih menghilang entah ke mana. Bahkan aku pun tak tahu di mana keluarganya berada. Dari sinilah aku menduga kuat, kejadian ini sudah direncanakannya. Aditya sengaja disingkirkan saat ia akan membakar rumah.
Sukrisna / bersambung
KOMENTAR