Untuk memenangi ajang yang diselenggarakan foundation New7Wonders ini, TN Komodo butuh dukungan dari warga dunia untuk memilihnya. Caranya dengan voting online di www.new7wonders.com. Hasil pengumuman pemenang akan dilakukan 11 November 2011. Anda pun bisa berperan aktif untuk ikut memenangkan TN Komodo dengan memilihnya.
Nah, dalam rangka kampanye vote Komodo, pekan silam Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mengundang sejumlah wartawan (baik media lokal maupun asing) untuk mengunjungi kawasan TN Komodo. Perjalanan dimulai dari Bandara Soekarno Hatta menuju Denpasar. Selanjutnya, ganti pesawat menuju Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat yang terletak di Pulau Flores.
Keesokan harinya, rombongan wartawan mengunjungi perkampungan suku Toe, suku lokal di Flores. Mereka antara lain berdiam di Kampung Lowe, Desa Liangdara, Kecamatan Sanogoang. Di sini, rombongan akan menikmati sajian tarian daerah. Sebelumnya, rombongan disambut oleh tokoh budaya setempat serta penari yang tergabung dalam Sanggar Seni Nipuceki.
Usai upacara minum, para tamu menuju sebuah lapangan untuk menonton pertunjukan Tari Caci. Menurut riwayatnya, Tari Caci adalah tari perang yang menghadapkan dua kubu. Masing-masing penari bertelanjang dada dan mengenakan semacam pelindung kepala, dengan bunyi kerincingan yang terpasang di tubuh. Diiringi tetabuhan oleh kaum wanita, para pria ini bertarung adu ketangkasan. Sering sabetan cambuk mengenai tubuh penari yang mengakibatkan luka-luka.
"Ini memang tari pertarungan, yang memungkinkan penarinya luka berdarah. Namun, usai menari, tak ada perasaan dendam di hati mereka. Awalnya, dipetunjukkan dalam rangkaian upacara adat. Misalnya saja perkawinan, syukuran panen dan sebagainya. Agar seru, pertarungan idealnya menghadapkan dua kampung yang berbeda. Seiring dengan berkembangnya wisata di Manggarai Barat, Tari Caci ini digunakan untuk pertunjukan," tutur Pius, dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Manggarai Barat.
Usai menikmati Tari Caci, berlanjut dengan tarian Rangkuk Alu. Kali ini, pemainnya adalah para kaum wanita. "Alu, kan, alat untuk menumbuk padi. Nah, untuk melepas penat dan hiburan, alu ini digunakan untuk olah ketangkasan. Alu diadu oleh sekelompok pemain, sedangkan yang lain melompat di sela-sela alu yang diadu tadi," papar Pius.
Acara ini begitu seru. Para tamu pun ikut adu ketangkasan, melompat di antara ketukan alu. Para wisatawan yang berkunjung ke Manggarai Barat, idealnya memang menyaksikan dua tarian ini. "Kami akan terus menjaga tarian adat ini," tutur Usman Tan, salah satu penari Caci.
Henry
KOMENTAR