Tiap kali mencari jepit rambut untuk anak perempuannya di mal, Cecilia sering kecewa. Yang ditemukannya sering kali jepit rambut berukuran besar, terlalu besar untuk anaknya yang kala itu usianya masih sekitar dua tahun. "Selain jarang ada, harganya juga mahal, bisa sampai Rp 80 ribu per buahnya," ujar perempuan berusia awal 30-an ini. Beruntung, Cecil bisa membuat jepit rambut sendiri.
Setahun lalu, mulailah perempuan asli Hong Kong yang tinggal di Indonesia ini membuat sendiri jepit rambut untuk anaknya. Tak jarang, Cecil juga memberikan jepit buatannya kepada teman-teman anaknya. Ternyata, banyak orangtua yang suka. Akhirnya Cecil mencoba menjual jepitnya dengan merek Peeshe. Jepit buatannya sangat khas, berukuran sekitar 4 cm dengan bentuk datar, tidak melengkung.
"Jepit seperti ini tidak bikin sakit si pemakai, karena rambutnya tidak ikut tertarik ketika jepit dilepas," ujar Cecil yang membeli bahan baku jepitnya, termasuk pita yang berwarna warni, dari Hong Kong. Beberapa bulan sekali, Cecil pulang ke Hong Kong untuk kulakan bahan baku. Oleh karena bentuk dan warnanya yang klasik, menurut Cecil, jepit buatannya bahkan bisa dipakai 10 tahun ke depan.
"Jepit ini bisa dipakai anak mulai umur 6 bulan, remaja, bahkan bisa juga dipakai orang dewasa," tutur perempuan yang bersuamikan warga Indonesia itu.
"Saya ingin mengurangi sampah plastik. Itu tidak ramah lingkungan," ujar Cecil yang jadi karyawan lepas sebuah perusahaan periklanan di Jakarta. Kini, selain punya web sendiri, www.cecekeke.com, merek jepit rambutnya juga berubah menjadi Cece & Keke. Permintaan jepit juga banyak datang dari berbagai kota di Indonesia, antara lain Jakarta, Medan, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang. "Malah, ada juga yang beli grosiran," ujar Cecil yang mulai rajin ikut pameran.
Hasuna Daylailatu
KOMENTAR