Sesuatu yang tidak lazim. Gunung yang akan meletus, biasanya selalu memiliki jangka waktu yang cukup lama sejak mengeluarkan asap sampai benar-benar meletus serta melahirkan gempa vulkanik. Pada kasus letusan Sinabung, diperkirakan magma naik setinggi 3-5 kilometer dari dapur magma di perut bumi.
Tanda "aneh" lainnya, lelehan lava yang terus saja keluar bisa dijadikan pertanda menurunnya letusan. Meski di sisi lain, jika lava terus mengalir ke mana saja, bisa masuk ke sungai dan turun kepermukiman menjadi lahar. Apalagi, letusan Sinabung bisa memicu letusan gunung api di sekitarnya. Antara lain, Gunung Sibayak.
Yang pasti, di Indonesia banyak gunung api yang mirip seperti Sinabung. Pernah meletus belasan hingga ratusan tahun lalu, kemudian tak aktif. Contohnya, Gunung Tangkuban Perahu di Jabar.
Jumat (3/9) silam, Sinabung kembali memperlihatkan aktivitasnya lewat bunyi letusan yang lebih besar dari sebelumnya. Warga puun kembali panik di Jumat subuh itu. Letusan itu disertai bunyi gemuruh yang keras dan kepulan debu tebal. Kendati begitu, Sinabung tetap diprediksi belum akan meletus, mengingat burung-burung masih berkeliaran serta belum adanya binatang liar yang turun gunung laiknya jika gunung akan meletus.
Semoga saja gunung favorit ini hanya terbangun sejenak dan tidak meletus sehingga warga bisa kembali hidup nyaman dan aman.
Eng Naftali
KOMENTAR