Psikolog remaja Fabiola Priscilla Setiawan, MPsi memberikan tanggapan soal maraknya penipuan oleh pria asing dengan sasaran korban remaja putri. "Memasuki masa remaja, terjadi banyak perubahan fisik dan hormon. Ada perkembangan organ seksual yang juga diikuti doronganya. Dalam masa ini, keinginan remaja untuk diakui dan dikagumi besar sekali. Artinya segala sesuatu yang arahnya memuji fisik dia, itu yang memang diharapkan remaja," kata Febi, sapaannya.
Febi menjelaskan, ada dua pemikiran remaja yang sangat dominan. Pertama, remaja merasa dirinya itu tidak akan terjerumus artinya kebal. "Enggak mungkinlah ketipu. Aku, kan, bisa mengatasi masalah," begitu pikiran remaja. "Untuk remaja pria, misalnya, dia senang kebut-kebutan karena merasa tidak bakal nabrak."
Kedua, lanjut Febi, remaja merasa dirinya unik. Kebutuhan untuk diperhatikan begitu tinggi. "Ia ingin menjadi aktor atau aktris, semua orang dianggap menjadi penonton. Ini menjadi berbahaya bila ada yang memanfaatkan seperti dilakukan oleh penipu. Ketika dipuji atau akan dikasih hadiah seperti terjadi di beberapa kasus yang terjadi, remaja akan merasa dirinya di awang-awang."
Kenapa sampai korban bersedia kirim uang meski sama sekali tidak pernah bertemu? "Dia, kan, sudah merasa nyaman dipuji. Dia akan takut kehilangan pujian bila tidak memenuhi keinginan pria itu."
Sebenarnya, dalam proses berdialog lewat facebook atau twitter, ada kesempatan bagi si wanita untuk berpikir, apakah akan melanjutkan kontak atau tidak. "Sayangnya, dalam proses pengambilan keputusan, dia belum matang. Yang lebih dominan adalah emosinya."
Agar kasus serupa tidak terjadi, orangtua memang perlu terus mendampingi anaknya. Misalnya saja, anak sering diajak diskusi untuk membahas masalah-masalah tertentu. "Orangtua harus memberi kesempatan pada anak untuk memutuskan sesuatu. Dengan diskusi seperti ini, tingkat kewaspadaan anak menjadi tinggi. Jadi, peran orangtua sangat penting untuk membentuk identitas diri. Pengawasan orangtua perlu, tapi jangan sampai membuat anak menjadi terkungkung. Orangtua mesti menjadi sahabat dan partner anak dalam menyelesaikan masalah."
Henry
KOMENTAR