Entah memang benar tidak tahu, atau ada sesuatu yang ditutupi, ketika ditemui Nova, Ening mengaku tidak tahu siapa sejatinya pembunuh suaminyasekaligus apa sebabnya. "Saya ini orang kecil tidak tahu sama sekali.Yang tahu kan polisi," katanya dengan tatapan mata menerawang keluarrumah.
Ening yang didampingi ibunya Ny. Jus (60) tersebut mengaku sama sekali tak punya firasat apapun jika akan ditinggal suaminya dengan cara yang amat tragis seperti itu. "Cuma, sebelumberangkat sore itu, dia sempat pesan kelak kalau lahir anak saya yangkedua ini kalau perempuan diminta untuk diberi nama Nur Rofin, kalau lelaki minta diberi nama Mohamad Rofin, mungkin hanya itu firasatnya,"imbuh wanita yang mengajar di taman kanak-kanak tersebut.
Wanitayang tengah cuti dari kuliahnya di IKIP tersebut mengaku siang itu seperti biasannya dia berangkat ke tempat kerjannya di H. Faisol, untukmemberi makanan sapi yang kelak akan di semeblih. Tapi, biasanya setelah memberi makanan setelah, maghrib dia balik ke rumah, dan nanti pukul satu dinihari balik lagi untuk melakukan pekerjaan menguliti sapiyang sudah disembelih.
Tapi, tidak seperti biasannya, malamitu Syahrul yang dikenal pendiam dan ringan tangan itu tidak kunjungpulang. Sementara ketika teman-teman para tersangka satu pekerjaan dihubungi lewat handphone mengaku tidak mengetahui keberadaan suaminya.
Perasaan Ening semakin cemas, setelah sampai dinihari Syahrul tidak kunjung pulang. Karena, tak berhasil menemukan keberadaannya, pukul 02.30 dia diantar keluaraganya ke rumah mertuanya yang berdekatan dengan H. Faisol juga tempat kerjannya. Pikirannya semakin tak menentu, ternyata di rumah mertuannya hanyamendapati motornya saja sedangkan Syahrul, tidak diketahui batang hidungnya. "Saya juga sempat menghubungi H. Faisol, tapi Pak Haji mengaku tidak tahu juga," ujar Ening yang perasaannya semakin tidak menentu.
Belum sempat tidur, di pagi itu lalu ada ramai-ramai, kalau di tengah sawah yang tak jauh dari rumah ditemukanjasad di tengah sawah. "Maunya saya melihat, tapi bapak mertua melarang sekaligus memberitahu kalau jasad tersebut adalah suami saya," ujar Ening yang mengakui dia bisa tabah itu karena dia selalau ingat padaanaknya.
Sementara, ada tudingan pembunuhan itu berlatarbelakang asmara, termasuk diantaranya janin yang dikandungnya saat ini adalah "hasil karya" H Faisol juga ditampik. "Pak Haji itu orang yangsaya hormati, sebab dia kan majikan sekaligus keluarga tua dari suami saya," katanya dengan wajah tanpa ekpresi. Demikian pula, pelaku lain yang kini di tahan itu, sebagian besar adalah teman-temannyasepekerjaan setiap harinya.
Meski dia tidak bisa menampik fakta jika Faisol ditahan karena dianggap sebagai otak pelaku, namun bagi Ening hal agak heran, sebab selama ini orang yang paling terpandang di desanya itu sangat baik dengan suaminmya. "Suami saya itu orang kepercayaan Pak Haji. Setiap mengambil sapi dari luardaerah Syahrul yang diberi tanggung jawab, masak malah dia yang menyuruhmembunuh," katanya dengan nada tanya.
Sementara Ny. Jus, ibunya yang ada di sebelahnya menimpali, "Andaikata Ening ini adahubungan asmara dengan H. Faisol, pasti sudah diberi kekayaan yang banyak, tidak cuma begini keadaannya."
Namun lanjut Ening,"Kalau memang mereka yang ditahan itu terbukti pelakunya, dia mintaagar dihukuim seberat-beratnya, karena mereka telah merampas kebahagian saya dan anak saya," pungkasnya dengan mata berkaca-kaca.
KOMENTAR