Tjandra Widjaja (40) memilih mengikuti jejak orangtuanya, pasangan Lenny dan Agus Widjaja berjualan bunga buatan sejak 30 tahun yang lalu. Kini, Tjandra membuka toko Sinar Apollo Flower Shop di Pasar Atom, Surabaya. Hampir seluruh produk yang dijual di toko miliknya, diimpor dari Cina.
"Bunga-bunga ini solusi untuk yang tidak telaten menanam bunga sungguhan. Bunga hidup, kan, butuh perawatan seperti menyiram. Jenis bunga artifisial ini tahan lama dan tidak perlu perawatan khusus. Paling-paling secara berkala dibersihkan dari debu."
Tjandra menjual bunga dalam vas, eceran, bahkan juga grosir. Ukuran vas juga beragam. "Banyak ibu rumah tangga yang membeli bunga dalam vas untuk mempercantik meja. Untuk pemanis sudut ruangan, berbeda lagi. Biasanya mereka beli bunga satuan, kemudian dirangkai sendiri. Tentu saja bunga yang dipilih disesuaikan dengan luas ruangan. Untuk sudut ruang yang luas, bisa memakai jenis yang tingginya sampai 2 meter. Tentang pilihan bunga, banyak yang konsultasi sama saya," kata Tjandra yang dibantu tiga karyawan.
Harga satu vas bunga ini mulai dari Rp 25 ribu - Rp 200 ribu, tergantung dari kualitas dan besar-kecilnya bunga. Diungkapkan Tjandra, ada beberapa jenis bunga yang disukai masyarakat. Yaitu klasik yang bersuasana kecokelatan dan Eropa dengan warna-warna cerah. "Belakangan ini, orang suka dengan gaya minimalis. Hanya berupa ranting dan sedikit bunga. Saya menyediakan beragam bunga seperti Lili, Casablanca, Mawar, dan Tulip.
"Saya menerima pesanan untuk merangkai bunga artifisial ini, semua karena customer ingin memesan rangkaian bunga yang memiliki nilai seni," tutur Natan, si pemilik toko. Lantas, mengapa bunga artifisial? "Dibanding bunga segar, bunga artifisial lebih bisa dikreasikan. Ketahanan bunga artifisial pun bisa mencapai 4-5 tahun," ujar Natan yang memulai bisnis ini sejak tahun 2000.
Popularitas Natan pun mulai dikenal orang dari mulut ke mulut. Alhasil, untuk mendapatkan bunga artifisial yang unik, Natan harus bolak balik ke luar negeri seperti Thailand, Filipina, India dan Hongkong. Untuk terus berimprovisasi, Natan pun harus menuntut ilmu hingga ke negeri tetangga, Singapura.
Kreasi bunga Natan memang lain dari pada yang lain. Untuk merangkai bunga artifisial, Natan selalu memberi sentuhan binatang pada rangkaiannya, seperti katak, burung dan kupu-kupu . "Itulah yang bikin orang senang dengan karya saya."
Tak berhenti sampai disitu, Natan juga dipercaya sebagai desainer bunga artifisial untuk perkantor,an rumah-rumah contoh, bahkan parcel untuk Lebaran, Tahun Baru, dan Imlek. Oleh karena kemahirannya merangkai bunga pula Natan memiliki pelanggan para ibu pejabat di Sumatera Utara. Di tokonya, Natan juga menerima laundry bunga artifisial. "Setelah bunganya di laundry, saya juga merangkai kembali dengan gaya baru. Istilahnya seperti daur ulang."
Untuk bunga per buket dipatok Natan mulai Rp 25 ribu hingga Rp 100 ribu. Bunga artifisial yang dimiliki Natan yakni Angrek Bulan, Snowbool, Ros, Lavender, Amariolis, Ekalyptus, dan lain-lain. Setelah dikreasikan, harganya mulai Rp 55 ribu hingga tak terhingga.
HENRY, DEBBI
KOMENTAR