Meraup popularitas sebagai musisi yang berkembang di era 90-an, di mana musik, radio dan televisi menjadi satu sinerji industri yang selaras, penyanyi Nugie paham betul tentang "penyakit' yang kini menerjang industri musik Tanah Air yang semakin hari semakin tidak berkualitas. Karena itu, jika ditanyakan soal apakah dirinya yang sudah tergolong musisi senior takut dengan persaingan yang terjadi di dunia musik Indonesia, Nugie mengaku tidak terlalu khawatir.
"Saya enggak bisa menganggap saingan karena dalam seni sah bagi semua orang untuk berkreasi. Yang saya miris, semua bikin lagu, bikin video klip tapi enggak bisa ditayangin, cuma di dunia maya. Itu penurunan kualitas medianya itu sendiri untuk menayangkan visi dan misi anak negeri. Sekarang tayangan musik isinya orang digebukin, lempar tepung. Ini acara musik atau apa? Persaingan itu dibuat sama media. Bahkan corong musik kan tadinya di radio, sekarang radio pun udah mulai gitu. Sekarang enggak usah mikir itu, yang penting bikin dan mencipta. Tak usah punya target yang penting tulus dan maksimalkan yang kita bisa tanpa mikir yang di luar," ujar Nugie kepada tabloidnova.com panjang lebar.
Lantas, menurut analisa seorang Nugie, apa yang menjadi permasalahan mendasar bagi industri musik Tanah Air saat ini? "Masalahnya sama, yaitu digital rights. Manajemen itu yang tidak ada di mana-mana. Semua orang punya akses meng-copy karya. Semua teve juga sudah mengecilkan porsi penayangan musik. Industri musik seperti dihadapkan pada satu konspirasi yang lebih jahat. Seperti tidak ada lagi yang diharapkan dari musisi Indonesia daripada kabar kawin cerai. Hasilnya, bukan dengar musik tapi dengar kawin cerai. Itu kendala musik sekarang," ujar Nugie yang mencoba membandingkan kejayaan musik di era 90-an dengan yang sekarang ini.
"Dulu semua punya kesempatan yang sama. Eksklusifitas masuk teve enggak semua bisa. Itu kan jadi pride. Sang musisi ditempatkan di satu segmen jelas di teve zaman dulu. Kalau sekarang sih enggak. Itu mennunjukkan degradasi dari pendengar musik dan media supportnya," jawab Nugie miris.
Tapi meski begitu, ayah satu anak ini tak ingin terus skeptis memandang industri musik. Yang penting baginya adalah terus berkarya dengan baik. "Ya udah, enggak usah mikir, kami berjuang saja lewat kesukaan kami. Kami suka main musik, selama masih suka, ya jalanin. Kalau enggak suka, ya udah. Jangan mikir kendalanya tapi chance-nya."
Yetta/Tabloidnova.com
KOMENTAR