Betapa bingungnya keluarga Sari ketika anak bungsu dari dua bersaudara itu tidak kunjung pulang meski hari sudah larut malam, pertengahan Maret silam. "Sari tidak pernah pulang larut malam. Kalaupun ke luar rumah, biasanya jam 21.00 sudah pulang," ujar Isti Kristanti (40) alias Tanti, bibi Sari. Sebelumnya, Sari memang pamitan kepada ibunya, Yatni.
Yatni makin bingung ketika berkali-kali mencoba menghubungi tapi 0HP Sari tidak aktif. Ditemani Tanti, Yatni mencari Sari ke rumah temannya. Ternyata, Sari tidak pernah ke rumah temannya itu. Informasi berharga didapat dari teman Sari bernama Rat. Kata Rat, sore itu Sari sempat berboncengan sepeda motor dengannya. "Saat boncengan, Sari dapat SMS. Karena Sari yang mengemudi, ia minta Rat untuk membacakan SMS itu. Ternyata dari pacar Sari, AW, yang mengajak ketemuan. Lewat SMS, mereka janji bertemu di Jembatan Arteri, Tambak Lorok," kisah Tanti.
Sejak itu, Sari raib. Dari info Rat itulah keluarga yakin, Sari pergi bersama AW. Rat pun langsung menghubungi AW. Semula AW mengelak pergi bersama Sari. Ia berdalih tengah berada di tempat keluarganya di Sruwen dan malah berujar, yang ingin bertemu dengan Sari adalah teman AW bernama Slamet.
"Kami pun ke rumah Slamet. Ternyata AW bohong. Slamet mengaku tidak bertemu Sari," kata Tanti. Dari berbagai informasi teman-teman AW, akhirnya keluarga Sari tahu, "Ternyata ia penghuni panti di Tlogosari. Padahal, AW pernah mengaku kepada Sari, ia anak orang kaya yang tinggal di Tlogosari. Rupanya ia sudah berbohong kepada Sari. Nah, saat itu ada informasi, malam itu AW sempat singgah di panti membawa sepeda motor biru yang masih baru. Kami yakin, sepeda motor itu milik Sari," imbuh Tanti.
Usut punya usut, akhirnya keluarga Tanti mendapat alamat keluarga AW di Sruwen, tak jauh dari Salatiga. "Kami pun ke sana. Keluarganya mengatakan, AW sudah lama tidak pulang ke rumah," ujar Tanti yang bersama kerabatnya melaporkan hilangnya Sari ke Polres Semarang Utara. "Kami juga melaporkan Sari pergi bersama pacarnya."
Pencarian diteruskan ke kerabat AW yang lain. "Kami mencoba mengontak keluarganya di Jakarta tapi AW tidak ke sana," ujar Tanti yang mencoba bertanya ke banyak orang pintar. Keluarga pun tak membayangkan AW akan bertindak jahat pada Sari. Tak terasa sudah satu setengah bulan keberadaan Sari bak hilang ditelan bumi. "Ibunya Sari sangat syok. Sering ia menangis memikirkan Sari. Untuk menenangkan diri, ia sempat istirahat di kampung halamannya di Lamongan, Jawa Timur. Hubungan Sari dengan ibunya memang dekat. Selama ini, kan, Sari hanya tinggal berdua dengan ibunya di rumah."
Sejak Sari SD, ayahnya, Alwi, pulang ke tempat asalnya di Bugis. Di Semarang, ayah Sari kerja sebagai nelayan. Dulu ia dapat kabar, ada temannya yang juga nelayan, hidup sukses di sana. Ia pun mengadu nasib di sana namun ternyata nasibnya tak berubah. "Malah karena kondisi ekonomi, ia tak punya biaya pulang ke Semarang," kata Tanti yang adik kandung Alwi.
Kakak Sari, tutur Tanti, sudah menikah dan ikut suaminya di Lamongan. "Tiap hari, Sari tidur bareng ibunya di rumah sederhana. Karena hubungan batin yang begitu dekat, ibu Sari sangat terpukul dengan hilangnya putri bungsunya itu. Apalagi, Sari begitu perhatian pada ibunya. Ia ingin membahagiakan sang ibu yang kerja sebagai pembantu rumah tangga. Sari ingin ibunya tak perlu kerja keras lagi."
Henry Ismono / bersambung
KOMENTAR