Sisa Ekspor
Lama-lama, pasar itu benar-benar terbentuk. Orang mulai mengenalku dan produk yang kujual. Mereka sering bertanya di mana bisa mencari kaus-kaus buatanku bila mereka main ke Bandung. Akhirnya, kuputuskan menyewa toko di Cihampelas. Waktu itu, kawasan Cihampelas masih sepi, belum menjadi pusat belanja seperti sekarang. Toko jins yang buka baru satu atau dua.
Toko jins itu sebenarnya menjadi salah satu pertimbangan pemilihan Cihampelas sebagai lokasi toko. Tokonya cukup ramai, jadi kupikir, orang yang membeli jins di sana, pasti perlu kaus. Otomatis, toko kausku ikut terbawa ramai. Hingga tahun 1990-an, aku sudah memiliki sekitar empat toko di Cihampelas.
Beberapa tahun kemudian, kawasan itu mulai ramai dan aku merasa tokoku jadi semakin mirip departement store. Jadi, kuputuskan untuk menutup toko. Waktu itu, banyak barang-barang sisa ekspor. Lagi-lagi, karena alasan ingin menciptakan pasar baru, aku memilih membuka toko sisa ekspor di beberapa perumahan di Depok, Bekasi, dan Bandung.
Kenapa perumahan? Soalnya, perumahan dihuni banyak orang, kan? Pakaian juga selalu menjadi kebutuhan manusia. Nah, untuk mempermudah promosi, aku sengaja memilih rumah di samping toko swalayan yang ada di perumahan itu.
Rumah itu kusulap jadi toko tanpa mengubah interiornya. Jadi, rasanya seperti belanja di rumah saja. Harga sewa rumah juga murah, hanya Rp 3,5 juta per tahun.
Usaha kali ini bisa dibilang tak begitu berhasil. Setelah kuevaluasi, ketidakberhasilan itu karena aku salah memillih target. Kebanyakan penghuni perumahan tak begitu mengerti merek sehingga mereka tidak paham, kenapa barang-barang sisa ekspor yang kujual harganya murah.
Coba, bila saja mereka tahu berapa harga asli barang-barang bermerek A, misalnya, pasti barang itu bisa laku keras. Akhirnya, karena tak mendatangkan untung, kututup toko-toko sisa ekspor di perumahan dan mulai mencari lokasi baru.
(Siapa sangka, kegagalan toko sisa ekspor di sejumlah perumahan itu justru mengantar Perry menjadi pengusaha yang memiliki setidaknya enam buah FO di Bandung. Simak juga bagaimana Perry mengembangkan sayap bisnisnya ke usaha kuliner. Semua tersaji di NOVA nomor depan)
Sita Dewi
KOMENTAR