Nur bersyukur, keyakinan dan doa yang dipanjatkannya tiap hari, dikabulkan Tuhan. "Selama Rona lepas dari pelukan kami, saya yakin dia masih hidup. Makanya saya tak pernah putus asa mencarinya. Setiap saat saya berdoa dan berharap Rona akan saya temukan."
Kembalinya Rona, bermula dari terungkapnya kasus penculikan yang dilakukan Agus. Kala itu, Agus tertangkap polisi karena telah menculik delapan anak. "Ceritanya, ada anak diculik. Suatu hari, bibi si anak melihat kepokannya yang diculik, tengah digandeng Agus di terminal. Lalu, perempuan itu merebut si anak dari tangan Agus lalu dibawa pulang. Di rumah, si anak cerita kalau masih ada tujuh anak lainnya yang diculik Agus. Satu di antaranya, anak perempuan dan disembunyikan di Kuningan. Nah, anak itu adalah Rona."
Ihwal hilangnya Rona, kata Nurhaji, ketika ia terpaksa membawa Rona ke warungnya di Pasar Inpres Senen, Jakarta. "Sudah sepuluh hari sejak Lebaran, pembantu di rumah tidak datang. Saya bawalah dia ke warung." Karena warungnya amat ramai, ia tak sempat mengawasi Rona. "Saya sempat melihat ada penjual rokok asongan, namanya Agus, menatap dan mengawasi Rona terus-terusan. Saya curiga tapi tak mau berpikir jelek. Saya enggak kenal dia, cuma tahu namanya."
Beberapa jam kemudian, Nurhaji baru sadar, Rona hilang. Lapor satpam pasar, polisi, anaknya tak juga ditemukan. "Kami terus mencari di terminal, stasiun, pemberhentian lampu merah, enggak ketemu. Begitu bingungnya kami, apa pun yang orang sarankan, termasuk ke dukun, kami kerjakan dengan harapan Rona ketemu."
Kesedihan yang mendalam, membuat Nur menutup warungnya. Dia tak mau lagi berjualan di pasar itu. "Saya pindah jualan nasi ke Gambir. Warung nasi di pasar Senen saya kontrakkan. Sampai kemudian mendapat kabar Rona ditemukan polisi. Begitu melihat wajahnya, tanpa melihat ciri fisiknya, saya yakin dia Rona. Ada tanda bekas jatuh di lututnya. Malam itu, saya peluk dan ciumi dia. Saya bahagia sekali. Sebaliknya, saya kasihan juga melihat Bu Era menangis sampai pingsan saat harus melepas Rona. "
Malam itu juga Nur membawa Rona pulang ke rumah. Suaminya yang tengah stroke juga terlihat amat bahagia. "Kami langsung bikin acara selamatan bersama tetangga. Pesan kami pada Rona, jangan lengah sedikit pun dalam mengasuh anak. Tidak semua anak seberuntung dia."
Rini Sulistyati/tamat
KOMENTAR