"Kantong mayat di RS M. Jamil yang menunggu prose identifikasi dari keluarga. (Foto: Ester Sondang/NOVA) "
Meski bantuan alat terbatas, terlihat jelas setiap tim evakuasi yang ada di lapangan bekerja penuh totalitas dan tanpa kenal lelah. "Ini masalah hati nurani. Masak tega membiarkan manusia lain lama terbengkalai di bawah reruntuhan seperti di situ (Hotel Ambacang). Itu, kan, tidak beradab. Lagipula, ini sudah bagian dari sumpah pekerjaan kami," ujar salah seorang anggota TNI AD yang tidak ingin disebut namanya.
nova.id
Setelah Gempa Mengguncang Ranah Minang 2
"Hanya dalam hitungan menit Ranah Minang porak poranda. (Foto: Eng Naftali/NOVA) "
Sayangnya, kerja keras para penolong ini seakan tidak mendapat respon positif dari pihak pemda dan masyarakat setempat. "Kami kerja sejak hari pertama, tapi tidak ada setetes pun air minum dan makanan yang dikirim untuk tim evakuasi. Lihat anak buah saya yang ada di sana (ia menunjuk ke halaman rumput gedung seberang Hotel Ambacang), dari kemarin mereka belum minum dan makan apa pun." Toh, mereka tetap semangat melakukan evakuasi.
Dengan terputusnya aliran listrik, otomatis fasilitas air bersih pun tidak ada. Berbagai aktivitas juga tak dapat dilakukan. "Kalau untuk minum, kami bisa membeli air mineral galon, tapi untuk mandi dan buang air kecil, kami kesulitan," ujar Maman, warga Jl. Sawahan. Hal sama dikeluhkan banyak pasien di berbagai rumah sakit yang ada di Kota Padang. "Kami sangat membutuhkan air bersih untuk melap badan dari debu dan bekas darah. Badan saya ini sudah tidak dilap seharian. bau sekali," kata Ria pasien RS M Jamil, Padang.
Pascagempa, para penolong memang harus berlomba dengan waktu. Semakin cepat mereka melakukan evakuasi, akan semakin banyak pula korban bisa segera dapat bantuan. Terlalu miris membayangkan jika ratusan jiwa tewas sia-sia karena terlambat ditolong. Debbi safinaz
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Ini yang Harus Dilakukan untuk Selamatkan ASI Jika Mati Listrik Berkepanjangan
KOMENTAR