Dwi, pengelola Corbuzier Magic Shop juga mengakui, saat ini yang paling laku di dua gerainya di Plasa Semanggi maupun di Mal Ciputra, adalah alat-alat sulap yang praktis dan kecil-kecil. "Pembelinya, sih, beragam. Tapi kebanyakan para mahasiswa," jelas Dwi.
Bahkan, lanjut Dwi, banyak mahasiswa yang beli di tokonya, lalu menjual lagi lewat online. "Ada yang punya situs sendiri, ada juga yang dijual di forum-forum. Makanya saat ini kelihatan banyak banget yang jualan alat-alat sulap."
Selain berjualan alat sulap, toko franchise milik Deddy Corbuzier ini juga secara rutin menggelar acara pertemuan dengan pelanggannya. "Biasanya para pelanggan melakukan performance di depan teman-temannya. Setelah itu didiskusikan. Teman lain bisa memberi masukan agar penampilannya bisa lebih sempurna," jelas Dwi.
Dan yang tak dimiliki magic shop lain, pihaknya sering mengadakan kejuaraan sulap dimana Deddy jadi jurinya. "Bahkan beberapa kali Deddy menggaet pelanggan kami jika ia butuh banyak pesulap untuk suatu proyek. Misalnya untuk acara street magic," jelas Dwi.
Sulap, kata Dwi adalah menjual ilmu atau trik. Itu sebabnya untuk barang-barang tertentu, pihaknya akan mengajari atau memberikan "kuncinya" ke pelanggan yang membeli barang sulap. "Setelah beli, kami ajari sampai bisa. Biasanya, sih, sebentar sudah langsung bisa. Tapi, ada juga yang datang lagi minta diajari. Pokoknya kami ajari sampai bisa," sela Fiona, rekan Dwi, yang juga menjual aneka rubik beragam bentuk, yang belakangan ini juga tren lagi.
Tak hanya di Jakarta, sulap juga merebak di kota Solo. Hal ini dijelaskan Leonardo Tamara (23), anak muda yang sudah sejak 7 tahun lalu membuka gerai sulap di salah satu mal di Solo. Untuk pelanggan di luar Solo, Leo juga punya banyak pelanggan dari luar daerah. Mereka dilayani lewat online. "Bahkan belakangan ini omzetnya 60 persen dari online."
Untuk pembeli online, biasanya Leo menyertakan VCD atau DVD nya. "Pembeli, kan, tak bisa diajari langsung. Jadi, ia bisa belajar dari VCD atau DVD yang kami sertakan."
Untuk daerah Solo, dengan omzet gerai sekitar Rp 15 -20 juta perbulan sudah dinilai lumayan. Itu sebabnya pria yang sudah bisa membeli rumah dan punya tabungan yang lumayan dari bisnis ini, punya rencana membuka cabang di Madiun dan Semarang. "Saat ini baru dalam masa penjajakan."
KOMENTAR