"Kurikulim Sekolah Bintaro Alam meliputi pendidikan akhlak, kepribadian dan kepemimpinan (Foto: Ahmad Fadilah/Nova) "
Kini, banyak bermunculan sekolah alam di berbagai kota di Indonesia. Sekolah ini ada yang hanya menerima siswa bila orangtuanya punya visi dan misi yang sama dalam mendidik anaknya di rumah. Yakni, menekankan aspek akhlak, budi pekerti, dan kepemimpinan. Di sekolah ini, guru bukan satu-satunya sumber ilmu. Siswa bebas mengkritik dan memberi masukan kepada gurunya. Tertarik?
Belajar Sesuai Tema
Sekolah alam terbaru di Jakarta adalah Sekolah Alam Bintaro di Jl. Pondok Pucung, Sektor IX, Bintaro, Tangerang Selatan. Usianya baru enam bulan. Wajar bila sekolah ini baru memiliki beberapa kelas saja, mulai jenjang play group, TK dan kelas 1 SD.
nova.id
Asyiknya Belajar Di Sekolah Alam 2
"Foto : Ahmad Fadilah/NOVA "
Sekolah alam ini, tak sekadar menyediakan alam seluas 1,2 ha berikut saung-saung sebagai ruangan kelas, perpustakaan, dan dapur mini. "Proses belajar-mengajar langsung bersama alam. Materi yang kami ajarkan pun bertema. Misalnya hari ini sedang banyak kupu-kupu, anak-anak kami ajak belajar tentang proses terjadinya kupu-kupu mulai dari ulat, kepompong, hingga menjadi kupu-kupu. Saat itulah pasti timbul banyak pertanyaan dari anak-anak. Bila guru tak bisa menemukan jawabannya, barulah anak-anak diajak mencari jawabannya dari buku dan internet. Dengan cara seperti itu 90 persen pelajaran akan masuk ke otak anak. Ini yang membedakan dengan sekolah konvensional," papar Direktur Pelaksana SAB dr. Rakhmi Noverly.
Soal aturan dan konsekuensi yang berlaku di kelas pun ditentukan siswa sendiri. Guru hanya sebagai fasilitator saja. "Di awal tahun ajaran baru, anak-anak membuat aturan yang disepakati bersama. Misalnya, saat jam pelajaran, di kelas tidak boleh ada yang lari-lari. Nah, ketika ada temannya yang lari-lari, guru dan teman-temannya tinggal mengingatkan konsekuensinya saja."
nova.id
Asyiknya Belajar Di Sekolah Alam 2
"Foto : Ahmad Fadilah/NOVA "
Saat NOVA diajak mengelilingi SAB, empat dari enam siswa SD kelas I tampak tengah memberi makan beberapa kambing yang dikandangkan di belakang hutan mini sekolah ini. Kegiatan itu merupakan salah satu proses belajar berternak. Tak sekadar bergumul dengan hewan ternak, anak-anak sekaligus diperkenalkan cara bertanam di nursery mini yang berada tak jauh dari kandang kambing.
Tak cuma itu, anak-anak pun diajari cara mengolah limbah kertas dan daun. "Lihat saja, mainan yang ada di kelas ini semuanya terbuat dari limbah kertas. Kami memang mengajarkan anak-anak mengolah sampah organik agar bisa dipraktekkan di rumah masing-masing," terang Erly.
SAB memanfaatkan alam sebagai media pendidikan, observasi dan riset. Misalnya, anak-anak diajak langsung mengamati proses perubahan ulat menjadi kupu-kupu dari hari ke hari. "Pernah juga anak-anak kami ajak menanam kangkung sejak dari menyemai biji hingga proses pertumbuhannya. Dari sini anak-anak bisa belajar matematika sederhana. Misalnya, menghitung jumlah biji yang ditanam dan berapa yang tumbuh. Atau menghitung panjang batang kangkung hari ini, besok dan lusa. Semua perubahan dan pertumbuhan itu dicatat anak-anak."
Kegiatan belajar yang utama adalah outbond. "Tapi, kalau pas enggak ada outbond, kami isi dengan kegiatan berkuda. Kami mendatangkan dua kuda tunggangan berikut gurunya. Selain boleh belajar menunggang, anak-anak diajarkan cara merawat kuda."
Rini Sulistyati
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Ini Rekomendasi Outfit Minimalis Tapi Stylish ala Nicholas Saputra dari UNIQLO
KOMENTAR