Untuk menandai asal makanan, Handy memberi nama khas daerah. Dari Aceh, misalnya, ada Ayam Goreng Bumbu Rempah. Dari Bali, ada Bebek Goreng Bengil. Dari Manado ada Tumis Bunga Pepaya. Juga ada Abon Tembakau Deli yakni sejenis dendeng yang dagingnya disuwir dengan tangan.
"Konsep kami, ingin melestarikan budaya Indonesia, mulai dari kesenian, lagu tradisional, hingga bahasanya," terang Handy. Sementara di barisan menu minuman, terhidang sederet minuman ringan seperti Jus Kemarau Lombok, Ken Arok, Putri Bali, atau Jus Ken Dedes.
Uniknya, ketika memasuki Rempah-Rempah, mata pengunjung akan digiring untuk menatap dinding resto yang dihiasi aneka foto para pahlawan nasional. Atau, foto aneka jenis rempah-rempah khas Indonesia dengan segala deskripsinya. Nuansa Indonesia memang terasa amat kental pada desain interiornya.
Uniknya lagi, di daftar menunya dicantumkan pula sejarah Resto Rempah-Rempah didirikan. Singkatnya, kelezatan menu yang terhidang di Rempah-Rempah tak lepas dari kepiawaian seorang perempuan yang disebut Ibu.
Lantas, apa menu andalan Rempah-Rempah? "Semua diandalkan. Tapi yang banyak disukai, Sop Senggang Halimah. Sop ini terbuat dari iga sapi, irisan tomat serta rempah lainnya. Sup ini segar sekali. Dagingnya empuk dan banyak peminatnya," terang Handy yang membuka resto sejak Juni 2009.
Satu lagi snack yang tak kalah menggugah selera adalah Tapai Bakar Keju. Kudapan tradisional ini terasa pas manis-gurihnya dan bisa dijadikan penganan yang sering dirindukan di tengah serbuan penganan instan dari Barat.
Khusus untuk tamu anak-anak yang biasa hadir di akhir pekan, Rempah-Rempah menyediakan menu khusus. Seperti minuman Tetuko Coklat (semacam milkshake-Tetuko adalah nama kecil Gatot Kaca, Red.). Juga ada Sapi Renyah Kinoy (semacam Bistik, tapi dengan potongan daging lebih kecil).
Atensi pada anak-anak tak hanya dihadirkan lewat makanan. Di beberapa sudut ruangan pun tampak pajangan layang-layang kertas. Bahkan di pojok ruang dekat meja kasir, khusus ada counter yang menjajakan aneka mainan dan makanan anak tempo dulu.
Mulai dari perahu kaleng, bola bekel, gangsingan, kelereng, juga congklak, yang hingga kini masih digemari anak-anak. Menyantap hidangan, ternyata tak hanya sekadar urusan mengisi perut. Rasa lezat hidangan pun ditunjang tempat, pelayanan, dan sarana penunjang lainnya.
Rini Sulistyati
KOMENTAR