"Harga murah dan terjangkau menjadi keunggulan Sushi-Ya (Foto: Daniel Supriyono/Nova) "
Awalnya Sushi Ya membuka toko pertamanya di Tebet Utara, Jakarta Selatan. Sejak awal, konsep yang ingin dijual bukan konsep resto tapi konsep warung, karena ingin menampilkan yang berbeda dari tempat sushi lain. "Kalau di restoran, kan, harganya mahal. Sementara kami ingin makanan di sini harganya tidak terlalu mahal, jadi terjangkau masyarakat banyak," kata Angga Yahya Saputra, Manager Sushi-Ya. Dulu, sushi memang merupakan makanan bagi kalangan atas. "Tapi kami ingin mengubah konsep tersebut jadi terjangkau dan murah. Misalnya, di tempat lain ada menu yang bahannya hanya dari ketimun yang diroll bisa mencapai Rp 45 ribu," jelas Angga.
nova.id
Sushi Primadona Makanan Jepang 3
"Koki lokal, citarasa internasional (Foto: Daniel Supriyono/Nova) "
Meski akhirnya membuka cabang di MT Haryono, Jakarta Timur, konsepnya tetap warung, walau letaknya tidak di pinggir jalan. Di sini ruangannya agak besar dan bisa menerima banyak tamu karena dua lantai. Berbeda dengan di Tebet Utara yang kecil dan terbatas. "Tidak hanya sushi saja yang disajikan tapi ada makanan lain seperti teriyaki. Pokoknya ada menu pelengkapnya."
Mau tahu menu andalan di sini? Sumo maki yang roll-nya digoreng, isinya salmon. Selain itu ada juga tempura dengan krim berisi salmon, udang, dan keju krim, lalu digoreng dengan tepung tempura dan ditambah sedikit mayones keju. Harganya Rp 28 ribu per porsi yang berisi 8 potong. Ada juga dragon roll, harganya Rp 40 ribu. Isinya kepiting soka yang di dalamnya ada potongan alpokat dan unagi, ditaburi dua macam mayones. Jika di tempat lain harganya bisa mencapai Rp 80 ribu, di sini hanya setengahnya. "Menu udon (mie Jepang) juga menjadi favorit. Ada juga katsu yang dipakai kuah dicampur telur. Yang jelas, selain murah, daging dan ikannya segar. Kami tetap menjaga kualitas bahan, misalnya ikan salmon yang segar dan nomor satu. Konsumen bisa membedakan, kok, mana bahan yang segar atau tidak."
Angga mengaku tidak mengalami kerugian meski mematok harga murah. "Kami memakai koki dari negeri sendiri. Sementara resep yang dipakai dari pemilik Sushi-Ya, yaitu dua wanita kakak beradik. "Mereka dulu sempat kerja di restoran jadi tahu seluk beluk cara menangani bisnis ini."
nova.id
Sushi Primadona Makanan Jepang 3
"Konsep 'warung' yang unik (Foto: Daniel Supriyono/Nova) "
Sejak pertama kali dibuka mulai pukul 16.00 WIB sampai 22.00 WIB di Tebet Utara, Angga mengaku peminatnya sangat banyak karena konsepnya berbeda. Sementara makanan ala barat semacam burger, pizza, maupun ayam goreng, menjamur, Sushi-Ya malah tampil dengan makanan Jepang dengan tema warung. Gerai pun sengaja dibuka sore karena sasarannya pegawai yang pulang kantor dan anak sekolah. Kebanyakan pembeli masyarakat sekitar Tebet dan anak-anak kuliah.
Untuk menghadapi pesaing yang semakin banyak menjual sushi dengan harga terjangkau, Angga mengaku harus menampilkan menu-menu lain. "Kalau tetap menjaga kualitas, melayani tamu dengan baik dan oke, bisnis ini tetap bisa bertahan. Meski bahan baku makin mahal, tapi peminatnya makin banyak dari berbagai kalangan," tutur Angga dengan mantap.
Henry Ismono, Noverita K. Waldan
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Ini 5 Cara agar Tidak Boros dalam Menggunakan Dompet Digital
KOMENTAR