Kepolisian juga menahan dukun perempuan yang memberikan jarum dan mengguna-gunainya. Namun menurut Santana, kemungkinan besar ia bisa dilepaskan tanpa dikenai tuduhan karena ia tidak tahu untuk apa jarum tersebut digunakan.
Si bocah dipindahkan ke rumah sakit di Salvador, wilayah timur laut Brasil, Kamis (17/12) karena dua jarum berada dekat dengan jantungnya. Namun masih belum ada keterangan, kapan tim dokter bisa memindahkan kedua jarum itu.
Sebelumnya, tim bedah rumah sakit di kota Barreiras, negara bagian Bahia, tempat si bocah ngamar sejak Minggu (13/12), memutuskan tidak memindahkan jarum manapun.
Mereka khawatir pemindahan jarum akan menyebabkan kerusakan lebih parah di tubuhnya. Tim dokter akhirnya memutuskan menerbangkan bocah ke rumah sakit di pinggiran kota Salvador, yang memiliki unit khusus jantung.
"Evaluasi mengenai kapan operasi dilakukan tidak akan selesai hingga Jumat. Bocah itu kini di unit perawatan intensif dan dalam keadaan sadar. Ia telah menjalani pemeriksaan sinar X-ray dan mendapat antibiotik," ujar Susy Moreno, juru bicara rumah sakit.
Dituturkan Susy, si bocah mengalami pendarahan dalam. Ia tidak mengalami pendarahan luar yang berbahaya karena lubang bekas jarum telah tertutup.
Nelson Inocencio, Direktur Pelajaran Afrika-Brasil di Universitas Brasilian, membantah praktik kepercayaan Afrika-Brasil di Brasil memiliki ritual yang menyakiti orang lain. Ia khawatir kasus ini akan berdampak negatif pada kepercayaan seperti Candomble, yang sangat populer di negara itu, terutama paling banyak diminati di negara bagian Bahia.
"Kepercayaan Afrika di Brasil banyak mengalami diskriminasi dan prasangka buruk. Apa yang menimpa bocah itu akan merembet pada prasangka buruk terhadap tradisi Afrika-Brasil," jelas Inocencio.
ap/tis/surya
KOMENTAR